Anak-anak Papua - bobo.id |
Wilayah Indonesia bagian timur selain keindahan alam dan kekayaan alamnya yang begitu luar biasa. Namun disamping itu semua, budaya dan kehidupan saudara kita di ujung timur tanah air ini juga menarik untuk dibahas.
Salah satunya ialah nama khas yang umum digunakan di Papua. Mungkin sebagian kita belum banyak yang pernah pergi ke Papua. Namun kabar terkait Papua pastinya sudah pernah dengar dong dari beberapa media, baik online maupun offline, darimana aja dah...
Saya sendiri mengetahui beberapa nama orang Papua atau Indonesia Timur seperti para pemain dari Persipura Jayapura. Siapa yang gak kenal sama kaka Boaz (Boaz Solosa), Eduard Ivakdalam, Imannuel Wanggai, Riccardo Salampessy dan tokoh Papua yang sekarang gambarnya ada di selembar uang Rp. 10.000, Frans Kaisepo. Secara garis besarnya mungkin kamu ada yang berpikir, kok nama orang Papua seperti nama orang Eropa ya? Ini di import atau gimana...
Sebelumnya saya disini bukannya mau membahas dan menyinggung soal SARA ya. Namun memang pada umumnya sejauh yang saya ketahui, pemberian nama seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bisa dari agama, suku, ras, maupun domisili. Seperti di Jawa, nama orang Jawa setahuku dibedakan dari 3 kasta. Pertama Ambangan, lalu ada keturunan Arab dan golongan priyayi.
Masyarakat Papua banyak yang menggunakan nama yang mirip dengan nama orang Eropa. Mungkin ini terkait pengaruh dari ajaran dari bangsa Eropa sendiri. Sekali lagi bukan bermaksud menyinggung soal SARA. Seperti kita tahu masyarakat Papua adalah mayoritas penganut Kristen. Seperti tertulis di Wikipedia: penganut Kristen Protestan (61,36%), Katolik (21,01%), Islam (17,40%), Hindu (0,14%), Budha (0,9%)
Barangkali masyarakat Papua mengambil nama-nama yang ada di alkitab sebagai nama anak-anak mereka. Seperti halnya umat Islam yang merujuk pada nama-nama Nabi.
Selain itu pengaruh budaya di Papua berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya (khususnya Indonesia Barat). Di jaman kerajaan Hindu, Budha sampai Islam, kerajaan yang pernah berkuasa di Nusantara berpusat di Jawa atau Sumatra. Beberapa kerajaan juga ada yang berpusat di Sulawesi dan Maluku.
Seperti namanya Papua. Pada tahun 1646 kerajaan Tidore menyebut wilayah yang sempat bernama Irian Jaya ini sebagai Pap-Ua yang kemudian penyebutannya berubah menjadi Papua. Dalam artian merupakan tidak bergabung atau tidak bersatu. Dalam bahasa Melayu diartika berambut keriting. Memiliki arti lain bahwa daerah ini tidak ada raja yang memerintah.
Masyarakat Papua menerima dengan baik nama ini karena mencerminkan jati diri orang Papua yang sesungguhnya berbeda dengan masyarakat daerah lain dan juga kerajan Tidore.
Sekali lagi, mungkin pencampuran budaya yang berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya yang menyebabkan pemakaian nama orang-orangnya juga berbeda.
Pada akhirnya nama orang Papua yang agak ke-bule-bule-an. Tentu gak cuma orang Papua saja tokh yang begitu. Sekarang sudah banyak kan nama orang Indonesia yang mirip nama orang Barat. Mungkin karena begitu heterogennya masyarakat di Indonesia bagian barat, pengunaan nama import (Eropa) tidak terlalu mencolok seperti di Papua. Karena nama Steve, William di Jawa, Sumatra jumlahnya belum ada apa-apanya dibanding nama Budi, Toni dan Ani. Sedangkan nama-nama orang Papua memang khas mirip-mirip nama orang Eropa. Itulah mengapa saya sampai membuat artikel Mengapa Nama Orang Papua Mirip Nama Bule?
Dan kesimpulannya sampai tulisan ini saya publish. Saya belum menemukan jawaban dari sumber yang terpercaya, jelas, terkonfirmasi dan terverifikasi yang dengan sah menjawab pertanyaan dari tulisan yang berjudul Mengapa Nama Orang Papua Mirip Nama Bule? Barangkali hanya orang Papua yang tahu jawabannya atau kamu punya jawabannya? Tulis di komentar ya :)