Senin, 31 Agustus 2020

Suka Curhat di Medsos? Kenapa Gak Diseriuskan Aja Hobi Nulis

Dari Curi Jadi Jago Menulis
Ilustrasi Menulis - tunaiku.com

Media sosial kini seakan menjadi buku diary bagi penggunanya. Cuma bedanya sekarang buku diary itu bersifat publik. Bahkan aktivitas curcol di medsos bisa menjadi sumber penghasilan. Loh kok bisa? siapa yang mau bayar orang curhat?

Mungkin ini agak melawan arus. Seperti kita tahu, curhat-curhatan yang berserakan di ranah maya seakan sangat menyemakkan bak sampah di got. Tapi jangan pikir semua curhatan itu sama saja.


Tidak semua curhatan di medsos bermakna negatif. Selama tidak melanggar undang-undang ITE dan pornografi. Sebisa mungkin tidak melanggar etika sehingga diganjar hukum positif dan sosial. Dan terutama tulisan kamu di medsos tidak membuka aib mu sendiri.


Seiring perubahan zaman, corat-coret curhatan akan menjelma menjadi karya tulis yang dihargai. Bahkan dihargai mahal. Blogger, penulis itu sering menulis curhatan pribadi. Dan duar!! Tulisannya bahkan sudah jadi film, contoh nyata Raditya Dika.


Memang awalnya kelihatan risih lihat berbagai curhatan orang-orang di timeline sosmed


"Ih ngapain sih, kurang kerjaan masalah pribadi diumbar"


"Duuhh curhat jangan di pesbuk kali, dikira Tuhan punya pesbuk"


Dan komen-komen miring lainnya.


Beberapa orang memang sekedar curhat doang. Tanpa memikirkan privasi, manfaat dan tujuan. Tapi jangan dipandang sebelah mata dulu.


Asal kamu tahu? Sering bermain kata-kata di medsos bisa melatih keahlian menulis. Siapa tahu bisa jadi seperti Chairil Anwar? Selama curhat tersebut bukan mengumbar aib sembarangan. Kamu bisa saja merangkai kata-kata patah hati, seperti sajak. Hanya sebuah fiksi.


Bagi Kita anak-anak millennial kini semakin dimudahkan. Ketika punya minat, bisa diunggah di internet. Termasuk menulis, jika belum bisa menerbitkan buku masih ada medsos buat publikasi tulisan.


Kita sekarang begitu dimudahkan oleh teknologi. Kalau orang dulu mau nulis aja mesti pakai kulit kayu, kulit hewan sebagai media tulis. Atau jamannya mesin tik yang gak boleh salah ketik. Repot banget kan? Kalau sekarang kan bisa nulis online seperti di Kaskus Kreator, Plimbi.com dan Rackticle.com


Jadi jangan anggap remeh orang-orang yang sering update status curhatan. Positif thinking aja. Sebenarnya dia bukanlah orang yang lemah, yang kerjaannya bikin status galau. Dia hanya mengembangkan bakatnya.


Awalnya cuma catatan-catatan kecil. Materi tulisan juga ringan-ringan saja. Ide nya dari kehidupan sehari-hari. Tapi tidak lupa disisipi sesuatu yang bermanfaat dan informatif bagi pembaca.


Jika memang kamu suka curhat di medsos. Lanjutkan saja, selama masih sesuai koridornya. Ceritakan pengalamanmu, inspirasi banyak orang lewat tulisanmu. Dan gak ketutup kemungkinan bakal ada vendor yang akan memberimu sumber penghasilan.


Ketika orang-orang telah menyukai postingan kamu di medsos, jumlah follower juga akan bertambah banyak. Siap-siap saja bakal banyak yang tawari kerjasama, tentunya kerjasama yang menguntungkan.


Peluang untuk mengembangkan bakat di jamannya internet amat sangat terbuka. Suka menulis, bisa ngeblog atau lebih canggih Vlogging. Kamu bisa jadi youtuber, photografer, desainer dan lainnya. Rugi sekali jika tidak memanfaatkan medsos dengan baik. Bukan sekedar ajang eksistensi, tapi kreasinya.


Sabtu, 08 Agustus 2020

Hutang Indonesia Membengkak, Kenapa Gak Cetak Uang Banyak-banyak Aja Buat Ngelunasi

 

Ilustrasi hutang - CNBC Indonesia

Isu perekonomian Indonesia sering menjadi pembahasan yang sensitif. Termasuk yang lagi panas saat ini adalah masalah hutang negara yang semakin membengkak. Terhitung dari tahun 2016 besaran utang RI mencapai Rp. 3.700 T.

Berbagai komentar pedas serta kritik dan protes atas utang negara yang membengkak banyak bermunculan. Sampai banyak yang bilang, kenapa kok Indonesia gak cetak uang saja banyak-banyak supaya bisa lunasi hutang?

Logikanya benar sih, tapi pola pikirnya cetek (pendek). Memahami soal mekanisme keuangan memang gak segampang dipikirkan. Saya sendiri memang bukan anak ekonomi. Maka itu saya coba mengetahui apa sih yang terjadi dengan Indonesia sebenarnya melalui tulisan ini. Sama-sama belajar ya..

Pertama kita harus tahu melesaikan persoalan ekonomi makro suatu negara gak segampang dipikirkan. Seperti mencetak uang banyak-banyak agar negara ini cepat kaya. Namun Mencetak uang diluar kewajaran justru bisa menaikkan tingkat inflasi. Kok bisa?

Singkatnya harga-harga kebutuhan akan melonjak jika negara memutuskan mencetak uang dalam jumlah diluar kewajaran. Banyaknya jumlah uang yang diedarkan melebihi jumlah barang dipasaran, malah membuat nilai mata uang kurang berharga.

Ketika masyarakat memegang banyak uang, namun barang kebutuhan pokok dipasaran sedikit. Dapat Membuat harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Seperti konsep jika permintaan tinggi dan persediaan barang sedikit, akan membuat harga barang naik.

Sederhananya dengan pencetakan uang yang melebihi batas kewajaran, seperti hujan uang. Membuat orang-orang banyak pegang uang. Saya banyak uang, kamu banyak uang. Tapi barang-barang yang dijual sedikit dan otomatis harganya tinggi. Imbasnya orang-orang kalangan bawah yang menderita. Sudah pahamkan?

Jadi mencetak uang banyak-banyak gak boleh dilakukan "se enek dengkul". Mencetak uang harus disesuaikan dengan produksi barang-barang di pasar Dan pastinya sesuai aturan yang berlaku.

"Cetak uang itu it's good, karena bisa gerakin ekonomi, tapi inflasi naik, jadi itu sesuatu yang real, itu yang harus dipilih policy maker," kata Sri Mulyani pada saat memberi kuliah umum di UI Depok, Senin (28/8/2017)

Sementara memahami utang negara itu gak boleh setengah-tengah. Karena beberapa orang banyak yang komentar kalau utang negara banyak, berarti negara ini mau bangkrut dong. Bener apa bener nih?

Sebelumnya mari kita ketahui penjelasan utang negara. Utang negara bisa berupa utang pemerintah dan swasta kepada luar negeri dan dalam negeri. Biasanya negara menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang bisa dibeli oleh individu. Jadi saya, kamu dan mereka bisa juga mengutangi negara. Dan negara juga bisa berhutang pada luar negeri melalui lembaga keuangan seperti World Bank, IMF, ADB dan lainnya. Lebih jelasnya bisa lihat di diagram berikut:

Bicara soal utang gak bisa dipandang dari segi nominalnya semata. Seperti utang Indonesia yang gede sampai sekitar Rp. 3.700 T. Sebagian orang pasti langsung berpikir utang segitu sudah melewati batas kewajaran dan bikin malu martabat Indonesia yang katanya negara kaya.

Tapi sudah tahukah kamu bahwa utang negara gak sesederana itu. Utang negara bisa dipengaruhi berbagai faktor seperti inflasi, nilai kurs dan rasio utang terhadap PDB. Dan faktanya rasio utang Indonesia dari dulu hingga sekarang justru mengecil. Kenapa bisa?

Sejak jaman Orde Baru Indonesia berhutang Rp. 551,4 T dengan rasio utang 57,7 % dari PDB (pendapatan domestik bruto). Dan bahkan di tahun 1999 ketika krisis keuangan menjalar di negara-negara Asia, rasio utang Indonesia melonjak menjadi 85,4 % dengan besaran utang mencapai Rp. 938,8 T.

Dan sekarang pemerintah 2 tahun belakang menambah utang sampai berjumlah Rp. 3.700 T. Namun rasiop utang Indonesia justru mengecil. Karena pendapatan negara kini lebih besar dibanding pada tahun 1999.

Gambarannya seperti saya memiliki hutang Rp. 1 juta dan pendapatan Rp. 1 juta perbulan. Berarti rasio utang saya 100%. Sedangkan Anda berhutang Rp. 5 juta, namun penghasilan Anda Rp. 10 juta. Berarti rasio utang anda 50%. Dan walaupun utang Anda lebih besar dibanding utang saya, namun secara ekonomi Anda lebih kuat untuk membayar utang.

Jadi seperti itulah jika sebuah negara berhutang. Negara berhutang banyak diimbangi dengan PDB yang tinggi. Bagi sebuah negara berhutang juga bukan suatu yang tabu dan memalukan. Karena pertimbangan untuk berhutang agar percepatan pembangunan nasional.

Nantinya uang negara juga akan disalurkan pada bidang produktif. Untuk bangun berbagai infrastruktur yang akhirnya menambah pemasukan negara.

Bagaimanapun utang negara bukanlah perbuatan yang merendahkan martabat negara. Bahkan negara dengan ekonomi yang kuat seperti Amerika Serikat juga berhutang, bahkan dengan besaran rasio yang jauh lebih besar dibanding Indonesia.

Kesimpulannya, dalam membayar utang negara. Negara juga tidak bisa mencetak uang banyak-banyak untuk membayar hutang. Karena justru makin mempersulit keadaan.

Minggu, 02 Agustus 2020

Mengenal Lebih Jauh Tentang Myanmar, Dekat Soekarno Hingga Konflik Rohingya

 

Bendera Myanmar - Khin Maung Win/ AP

Negara Myanmar tengah menjadi sorotan dunia internasional. Isu kekerasan terhadap etnis Rohingya tersebut mendapat kecaman dari berbagai negara. Termasuk dari Indonesia.


Banyak yang berkomentar terkait peristiwa di negara yang pernah dikuasai junta militer ini. Namun apakah kamu sudah mengenal betul negara yang dulunya bernama Burma ini. Jangan sampai asal berkomentar ya! Ada baiknya kita lihat dulu sejarah Myanmar.


Myanmar sama seperti Indonesia tempo dulu. Burma dulunya terdiri dari kerajaan-kerajaan. Sampai memasuki zaman penjajahan bangsa Eropa. Dan memprokramilkan kemerdekaan pasca perang dunia 2. Berikut rangkuman sejarah negara Myanmar;


Negara bekas jajahan Britania Raya


Myanmar merdeka dari Britania Raya pada 4 Januari 1948, atau sekitar 3 tahun berselang dari kemerdekaan RI. Myanmar merupakan bekas jajahan Inggris di mana Inggris merupakan negara yang mengawali lahirnya demokrasi. Namun substansi demokrasi tidak bertumbuh dengan semestinya di negara bekas jajahannya.


Selain itu penjajahan Inggris menonjolkan perbedaan antar suku yang beragam di Birma. Sejak merdeka pada 1948, Birma harus berkutat dengan salah satu perang saudara terlama yang tak kunjung terselesaikan. Negara ini dikuasai pemerintahan militer dalam berbagai samarannya sejak 1962 sampai 2010, dan sepanjang kurun waktu itu lambat laun merosot menjadi salah satu negara terbelakang di dunia.


Kepemimpinan Junta militer


Sejak merdeka di tahun 1948, Myanmar (dulunya Burma) dipimpin oleh Perdana Menteri U Nu. Dimana pada saat itu Myanmar menganut sistem negara parlementer. Kekuasaan penuh di tangan Perdana Menteri sementara presiden hanya sebagai simbol.


Di Awal kemerdekaannya, Myanmar masih sering dilanda konflik seperti perang saudara. Awalnya PM U Nu masih bisa mengatasi berbagai konflik yang terjadi. Namun sayangnya tidak lama kemudian pemerintahan Perdana U Nu yang dikuasai oleh Partai AFPFL mulai mengalami perpecahan. Hal ini membuat pemerintahan U Nu mengalami goncangan bahkan muncul suatu usaha menggulingkannya.


Melalui Dewan Revolusioner ini pula akhirnya Jenderal Newin menjatuhkan Perdana Menteri U Nu pada tahun 1958. Kemudian menguasai kendali atas negara secara penuh pada tanggal 2 Maret 1962. Membawa negara ini menuju negara sosialis. Sampai pada akhir Myanmar dikuasai militer hingga tahun 2011.


Pernah merubah nama negara


Perubahan nama dari "Burma" menjadi "Myanmar" dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis non-Birma merasa menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional.


Beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Irlandia tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer dan tetap menggunakan "Burma" untuk merujuk kepada negara tersebut. Namun, PBB mengakui hak suatu negara untuk menentukan nama negaranya dan mengakui penggunaan nama Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Pemerintah junta juga memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw di tahun 2005 dan diperkenalkan pada 2006.


Krisis dan pemberontakan 1988


Pada era 1980-an, ekonomi Birma mulai tumbuh setelah pemerintah melonggarkan pembatasan-pembatasan terhadap bantuan asing, namun pada penghujung era 1980-an, jatuhnya harga-harga komoditas dan peningkatan jumlah utang menimbulkan krisis ekonomi.


Keadaan ini berujung pada upaya-upaya reformasi ekonomi pada 1987–1988 yang melonggarkan kontrol sosialis dan mendorong investasi asing. Meskipun demikian, upaya-upaya ini tidak cukup untuk meredam pergolakan di Birma.


Penetapan status Birma sebagai 

Negara Terbelakang Oleh PBB pada bulan Desember di tahun yang sama adalah bukti dari keterpurukan perekonomiannya.


Mengganti bendera, nama resmi dan lagu kebangsaan


Militer yang memerintah Myanmar mengganti bendera nasional, lagu kebangsaan, dan nama resmi Myanmar pada Kamis (21 Oktober 2010). Pergantian itu, hanya dua minggu menjelang pemilu pertama negara itu dalam 20 tahun, kata media pemerintah setempat. Perubahan itu diuraikan di konstitusi baru yang dipublikasikan pada 2008, namun pemerintah tidak mengumumkan tanggal pengenalannya.


Nama resmi baru negara itu adalah 'Republic of the Union of Myanmar' yang sebelumnyanya 'Union of Myanmar'. Pihak militer yang telah memerintah sejak kudeta 1962, mengubah nama negara itu menjadi bahasa Inggris dari Burma menjadi Myanmar pada 1989, setahun setelah berkembangnya protes atas pemerintahan militer dan setahun sebelum pemilu terakhir.


Reformasi 2011


Reformasi-reformasi demokratis Myanmar 2011–2012 adalah serangkaian reformasi berkelanjutan dalam bidang politik, ekonomi,dan administrasi di Myanmar yang dilakukan oleh pemerintah berpendukung militer. Reformasi-reformasi ini meliputi pembebasan pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah disusul dialog-dialog yang dilakukan dengannya, pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, pemberian amnesti umum kepada lebih dari 200 tahanan politik, pengesahan aturan-aturan hukum ketenagakerjaan baru yang memperbolehkan pembentukan serikat-serikat buruh dan pemogokan-pemogokan, pelonggaran sensor pers, dan regulasi praktik-praktik keuangan.


Perubahan baik ini membuat ASEAN menyetujui jabatan kepemimpinan oleh Myanmar pada 2014. Sekretaris Negara Amerika Serikat Hillary Clinton melakukan kunjungan perdana pada 2011 ke negara yang sebelumnya dipimpin Junta Militer tersebut. Diikuti setahun kemudian Presiden Barack Obama mengunjungi Myanmar.


Pemilu dan memasuki era demokrasi


Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), berpartisipasi dalam Pemilihan Khusus Yang diselenggarakan pada 1 April 2012 selepas pemerintah mengabolisikan aturan-aturan hukum yang pernah membuat LND memboikot Pemilihan Umum 2010. Suu Kyi memimpin LND meraih kemenangan telak, berhasil meraih 41 dari 44 kursi yang diperebutkan, satu kursi dimenangkan oleh Suu Kyi sendiri mewakili konstituen Kota Kawhmu dalam Majelis Rendah di Parlemen Myanmar.Hasil perhitungan suara dari Pemilihan Umum 2015 menjadikan Liga Nasional untuk Demokrasi sebagai mayoritas absolut baik dalam majelis rendah maupun majelis tinggi di Parlemen Myanmar, memadai untuk memastikan calon yang diusungnya dijadikan presiden, sementara pemimpin LND, Aung San Suu Kyi, berdasarkan konstitusi tidak dapat menduduki jabatan presiden. Meskipun demikian, ketidakpastian masih membayang-bayangi, karena bentrok antara pasukan-pasukan militer Myanmar dan kelompok-kelompok pemberontak setempat terus berlanjut.


Konferensi Asia Afrika, Kedekatan Presiden Soekarno dan PM Birma U Nu


Fuad Hisyam - detikNews

Hubungan Presiden Soekarno sangat akrab dengan Perdana Menteri Burma saat itu, U Nu. Lalu bersama PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, memprakarsai Konferensi Asia-Afrika pada 1955 hingga terselenggara di Bandung. Perebutan Irian Barat dari Belanda pada 1962 oleh Sukarno-pun tak luput dari dukungan Myanmar.


Fun Fact!!


Berdasarkan berita yang dilansir Associated Press, The Coca-Cola Company menyatakan akan segera menjual kembali produk-produknya di Myanmar, Kamis (14/5) lalu. Perusahaan ini baru akan memasuki Myanmar lagi setelah 60 tahun berlalu.


Dulu, The Coca-Cola Company Pertama kali berbisnis di Myanmar pada 1927. Namun, pemerintah Amerika Serikat melarang perusahaan asal Negeri Paman Sam berinvestasi di negara-negara Asia Tenggara yang masih dalam proses reformasi demokrasi. Myanmar sendiri masih dikuasai junta militer hingga 2011.


Sumber: wikipedia, biembie, republika, tempo, Detikfood, berita 168