Senin, 29 November 2021

Mengapa Bumi Tidak Miliki Cincin Seperti Saturnus?


Sudah dikenal sejak lama dan diketahui secara umum bahwa planet Saturnus merupakan planet di Tata Surya yang memiliki cincin. Tapi tahukah kamu? Bahwa 3 planet lainnya di Tata Surya kita juga punya cincin.

Ketiga planet tersebut terdiri Jupiter, Neptunus dan Uranus. Hanya saja cincin milik planet Jupiter, Neptunus dan Uranus tidaklah setebal dan sejelas cincin milik Saturnus.

Sayangnya planet yang kita huni, Bumi tidak memiliki cincin seperti empat planet seperti dijelaskan diatas?

Sebelum menjawab itu semua, mari kita pahami dulu seperti cincin Saturnus itu sebenarnya. Agar lebih mudah memahami alasan Bumi tidak memiliki cincin.

Ketahuilah, cincin Saturnus bukanlah cakram yang keras dan solid. Melainkan kumpulan milyaran materi yang saling terpisah satu sama lain. Dan 90% terdiri dari es. Selain itu ada bebatuan.

Benang merahnya disini ialah es. Itulah alasan mengapa Bumi tidak punya cincin seperti Saturnus.

Di sistem Tata Surya kita memiliki titik beku. Planet yang berada sebelum titik beku tersebut, maka tidak akan terbentuk es seperti halnya terjadi pada Saturnus.

Oke gini sederhananya, karena Bumi lebih dekat Matahari. Maka tidak ada es yang muncul, sehingga tidak terbentuk cincin pada Bumi.

Sementara planet Saturnus ada pada titik beku. Sehingga timbul es, berpadu dengan batu-batuan antariksa, yang kemudian karena daya tarik Saturnus, maka materi seperti bebatuan antariksa dan es membentuk sebuah cincin di planet Saturnus.

Planet Jupiter, Neptunus dan Uranus juga sama memiliki cincin. Hanya saja cincin ketiga planet tersebut sudah mulai pudar. Periode cincinnya memang sudah berlalu.

Beruntung, generasi kita masih bisa melihat cincin Saturnus yang masih sangat jelas dan indah. Karena di masa depan, Saturnus juga bakal kehilangan cincinnya.

Alam semesta, termasuk luar angkasa masih menyimpan banyak misteri. Ada planet yang sekarang memiliki cincin. Tapi di masa depan cincinnya bisa hilang.

Di masa depan juga tidak ada yang tahu, seandainya Bumi juga bakal punya cincin. Tapi itu masih seandainya.

Faktanya sekarang Bumi tidak memiliki cincin. Jarak Bumi terhadap Matahari yang mempengaruhi tidak terbentuknya cincin pada Bumi.

Seandainya Bumi punya cincin

Meskipun ini hanya seandainya saja. Tapi dapat kita gambarkan sendiri seandainya Bumi sungguh punya cincin.

Tentunya cincin Bumi akan berbeda dengan milik Saturnus. Tidak ada potongan es dalam komposisi, hanya bebatuan saja. Tapi bukan berarti cincin akan menjadi gelap.

Misalnya saja Bulan yang terdiri dari batuan yang berwarna abu-abu dan memantulkan 15% cahaya yang mengenainya. Kurang lebih cincin akan melakukan hal yang sama.

Kemudian warga Bumi akan menikmati pemandangan cincin dari permukaan Bumi. Penampakan cincin yang paling stabil akan ada di wilayah ekuator.

Akan muncul garis tipis langsung dari cakrawala. Dan ini sangat berguna sebagai navigasi. Sungguh indah bukan membayangkannya?

Tapi perlu diingat, itu hanya seandainya saja. Menjadi rumit membayangkan ada cincin di dekat Bumi, sementara masih ada Bulan. Entah apa yang terjadi jika batuan pada cincin bertabrakan dengan Bulan.

Sabtu, 27 November 2021

Seperti Apa Jika Saturnus Kehilangan Cincinnya?


Fakta planet Saturnus memiliki cincin tentu sudah banyak diketahui hampir semua orang. Tapi apakah kamu tahu? Seperti apa Saturnus tanpa cincin nya? Jawabannya simpel, ya Saturnus akan tampak seperti planet lainnya di Tata Surya, bulat tanpa cincin.

Hehe, mungkin ini terdengar sedikit gurauan. Membayangkan Saturnus tanpa cincin, artinya Ia masih melajang.

Sekarang pertanyaannya, apakah Saturnus bisa kehilangan cincinnya? Jawabannya bisa. Setidaknya itu menurut NASA.

Dalam penelitian NASA berdasarkan observasi Voyager 1 dan Voyager 2, menunjukkan cincin Saturnus mulai memudar. Hal ini disebabkan cincin Saturnus mulai tertarik oleh gravitasi planet itu. Meski sejatinya cincin yang terdiri dari es tersebut dapat mempertahankan bentuknya.

Sesuai pengamatan cincin Saturnus diketahui mulai pudar dan suatu saat ini akan benar-benar hilang. Dan badan antariksa Amerika Serikat tersebut juga punya jawabannya.

"Kami memperkirakan cincin ini terus kehilangan kandungan air setara volume kolam renang standar Olimpiade setiap 30 menit. Dari situ, seluruh sistem cincin ini akan hilang dalam 300 juta tahun," ujar James O'Donoghue dari NASA Goddard Space Flight Center.

"Walau begitu, jika ditambah dengan hasil pengukuran yang dilakukan Cassioni terhadap material cincin yang terdeteksi jatuh ke khatulistiwa Saturnus, maka cincin tersebut hanya punya waktu kurang dari 100 juta tahun," katanya menambahkan.

Sebuah waktu yang singkat bagi seukuran planet yang akan kehilangan cincinnya. Tapi kita beruntung, di generasi sekarang ini kita masih dapat menyaksikan cincin Saturnus di fase pertengahannya.

Jika benar fase cincin sebuah planet ini sementara. Maka berarti kita sudah terlewat fase cincin Jupiter, Neptunus dan Uranus. Ketiga planet tersebut diketahui memiliki cincin tapi sudah tinggal tipis dan pudar.

Gravitasi Saturnus menarik partikel cincin, dan menjadikannya hujan debu yg bisa mengisi penuh kolam renang standar olimpiade setiap 30 menit.

Jadi dinikmati saja momen sekarang ketika ada planet di Tata Surya yang memiliki cincin. Dulu ada Jupiter, Neptunus dan Uranus yang memiliki cincin, tapi kini sudah hilang. Juga Bumi diketahui memiliki cincin.

Sekedar informasi, cincin Saturnus sebenarnya tidak hanya satu. Namun terdiri dari sejumlah lapisan. Jika dirunut dari dalam, ada cincin D, cincin C, cincin B, Cassini Division, cincin A, cincin F, cincin G, dan cincin E.

Cincin yang terdiri dari material batu dan es tersebut, diketahui dalam setiap detiknya telah menghujani planet Saturnus dengan bobot 45000 kg hingga 48000 kg.

Catatan tersebut diketahui berdasarkan data yang dikirim pesawat antariksa Cassini. Sebelum akhirnya pesawat antariksa tersebut mengakhiri misinya dengan "bunuh diri" atau menyelami atmosfer Saturnus.

Apakah Ada yang Berkurban Sapi Wagyu A5 di Indonesia?


Saat perayaan Idul Adha, sering didapati celetukan netizen seperti: "semoga dapat daging Wagyu A5". Ada apasih dengan daging sapi Wagyu?

Penjelasan singkatnya, daging Wagyu ini jenis daging sapi "sultan" alias daging mahal. Perkilo dagingnya sekitar Rp1-3 juta. Sebuah harga yang biasanya segitu bisa untuk berqurban atas satu nama (1 ekor sapi/7 orang) di Masjid.

Akan tetapi tidak masalah juga jika ada yang mau berkurban sapi Wagyu. Selama masih sesuai syariat Islam, ya tidak masalah bukan? Kalau soal harganya itukan tergantung kemampuan masing-masing.

Buat kamu yang berharap mendapatkan daging kurban Wagyu A5. Ternyata di Indonesia ada yang berkurban sapi Wagyu. 

 

Adakah yang berkurban sapi Wagyu di Indonesia?

Ternyata ada. Mengutip berita tahun 2017, di Indonesia ternyata ada rumah peternakan yang menjual sapi Wagyu untuk keperluan Kurban Idul Adha.

Yakni peternakan milik Haji Doni di Kelapa Dua Depok. Ini masih tergolong jarang di Indonesia ada yang menjual sapi Wagyu. Karena biasanya yang jual hanya dagingnya saja.

Sekedar informasi saja, perkiraan harga per ekor Sapi Wagyu sekitar 100 hingga 200 juta Rupiah. Sementara itu perusahaan peternakan di Malaysia menjual per 50 kilogram seharga RM29,999 atau Rp95 juta.

Terkait untuk kebutuhan daging kurban. Haji Doni mengatakan sudah melakukan penyesuaian agar memenuhi syarat untuk menjadi hewan kurban. "Kami jelas memperhatikan pola makanannya. Kami pastikan sapi wagyu yang kami jual halal. Karena memang perawatannya beda dengan di sana (Jepang). Sapi wagyu konsentratnya makanannya lebih tinggi," ujar dia.

 

Mengapa daging sapi Wagyu mahal?

Yang jelas kata orang-orang sih rasanya enak. Tentu saja berbeda dengan daging sapi pada umumnya.

Kemudian perawatan juga lebih rumit dari sapi pada umumnya. "Kalau kadar lemaknya di angka 95 harganya semakin mahal. Kenapa mahal? karena memang untuk mendapatkan itu membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 400 hari," terang Doni, Kamis (3/7/2017).

Daging dengan kualitas marbling tinggi juga bukan hasil dari jenis sapi sembarangan. Kualitas marbling dihasilkan dari teknik persilangan sapi. Sapi Wagyu dihasilkan lewat teknik selective breeding dan teknik pemeliharaan khusus.

Daging Wagyu kurang cocok dengan masakan Indonesia?

Seumpama kamu beruntung dapat bungkusan daging kurban berisi Wagyu A5. Perlu diperhatikan daging tersebut kurang cocok jika dibuat rendang.

Ciri khas daging Wagyu A5 memiliki serat lemak tinggi, sehingga jika dimasak rendang misalnya, tanpa keahlian khusus. Maka akan merusak tekstur daging dan harga mahal untuk sebuah sepotong daging tersebut menjadi sia-sia.

Daging Wagyu A5 lebih cocok untuk olahan semisal hidangan daging sukiyaki, teppenyaki, atau steak. Nah, kurang cocokkan dengan olahan daging di Indonesia.

Berkurban dengan sapi Wagyu ini sebenarnya memiliki pro kontra. Disebut sebagai tindakan pemborosan. Karena harga yang sangat mahal. Sehingga menjadi lebih sedikit orang yang mendapat daging kurban. Yang mana seharusnya dengan nominal tersebut dapat menjangkau lebih banyak penerima.

Namun melihat antusias sejumlah orang yang ingin merasakan daging sapi Wagyu. Barangkali ada orang kaya yang tergerak hatinya untuk setidaknya memberi kesempatan bagi mereka untuk mencicipi daging Wagyu A5. 

Mungkin bisa juga jadi referensi konten para YouTubers?