Jumat, 10 November 2017

Mengapa Orang Kaya Semakin Kaya, Sedangkan Orang Miskin Tetap Miskin?

daftar bank Neo, dapat bonus, gratis transfer antar bank dan banyak cuan


Kaya dan miskin tentu sudah hal biasa di tengah-tengah masyarakat. Namun mungkin yang masih sering dipertanyakan bagi orang-orang awam seperti saya ini, mengapa orang kaya gampang banget kaya-nya malah makin tambah kaya. Sedangkan yang miskin ya tetap miskin, gitu-gitu aja.

Membahas tentang si kaya dan miskin, mengapa kehidupannya jauh berbeda. Tentu kita tahu di negara kita ini masih ada ketimpangan ekonomi. Mengutip dari Hipwee.com (9/11/2017) Ternyata, sebagaimana dilaporkan The Jakarta Post disini, ketimpangan pendapatan di Indonesia juga meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya. Pada tahun 1999, misalnya, koefisien Gini Indonesia tercatat berada di angka 0,31. Di tahun 2009, angka ini naik sebesar 0,06 ke 0,37. Satu tahun setelahnya, koefisien Gini Indonesia menunjukkan angka 0,38. Tahun 2011 kembali menunjukkan peningkatan koefisien Gini ke angka 0,41.

Padahal, PBB menetapkan angka 0,4 sebagai “batas aman” koefisien Gini. Jika suatu negara melebihi angka tersebut, kondisi ekonominya bisa berakibat buruk bagi stabilitas sosial-politiknya.

Penting diketahui, koefisien GINI itu maksudnya sebuah mekanisme statistik yang memberikan cara untuk mengukur pemerataan pendapatan di sebuah negara. Indeks Gini memiliki 2 koefisien: 0 hingga 1. Koefisien 0 menunjukkan bahwa sebuah masyarakat memiliki tingkat pemerataan pendapatan sempurna, sedangkan koefisien 1 menunjukkan ada ketimpangan pendapatan yang parah di dalam sebuah masyarakat.

Dan tahukah kamu? Meski ketimpangan ekonomi di Indonesia masih berjarak jauh. Namun penyebab mengapa si kaya semakin kaya sedangkan si miskin tetap miskin, bukan hanya karna pemerintahan yang belum mampu mensejahtrakan rakyatnya. Boleh jadi mengapa seseorang kaya atau miskin itu karena dirinya sendiri.

Stop dulu menyalahkan pihak lain, mengapa orang kaya semakin kaya sedangkan orang miskin tetap miskin? Itu karena pola pikir, kemauan, gaya hidup dari masing-masing pribadi itu sendiri.

Selama ini barangkali kita setiap bertanya sama orang tua dan teman-teman dekat kita tentang mengapa orang kaya itu bisa makin kaya, tapi jawabannya selalu mentok "emang dari sananya". Tentu sebuah jawaban yang tidak memuaskan.

Meski kaya dan miskin itu sudah takdir dari setiap orang. Namun setiap takdir tentu tidak instan. Ada jalannya untuk mencapai takdir tersebut. Orang kaya juga meski takdirnya menjadi orang kaya, namun tidak serta merta menjadi orang kaya. Kecuali kalau kamu terlahir di keluarga berada. Itu lain ceritanya.

Ngomong-ngomong takdir, takdir itu gak kayak nunggu tukang ojek yang datang sendiri menjemput kita. Justru kamu harus menjadi selayaknya tukang ojek yang harus menjemput penumpang. Jemputlah takdir itu!!

Intinya kebiasan-kebiasan baik atau buruklah yang menuntun kita menjadi kaya atau miskin. Dan semua itu akan merujuk pada pertanyaan mengapa orang kaya semakin kaya, sedangkan orang miskin tetap miskin ? Karena berikut ini

Orang kaya punya tujuan yang jelas sementara orang miskin tidak memiliki kontrol

Orang kaya memiliki visi atau tujuan yang jelas. Percaya gak percaya mereka ini gak segan untuk membayangkan kehidupan impian di kepalanya. Segudang rencana terjejer rapi untuk segera direalisasikan. Ketika menemui masalah juga mereka gak gampang menyerah karena selalu ada rencana-rencana selanjutnya.

Sedangkan sifat demikian tidak dimiliki oleh orang dengan ekonomi kebawah. Mereka cenderung tidak punya kontrol akan hidupnya. Visinya juga kurang jelas. Mereka menjadi kebingungan akan apa yang mereka lakukan.

Dan jika diringkas tentang perbedaan kaya dan miskin ini. Orang yang akan menjadi kaya beneran biasanya memiliki mimpi yang besar, atau lebih lengkapnya berani bermimpi. Selalu melihat peluang bukan hanya rintangan. Dan siap menang kapanpun.

Perbedaan yang mencolok biasanya terlihat pada si kaya dan si miskin mendapat penghasilan. Ketika si kaya memanfaatkan penghasilannya untuk membeli sesuatu yang bertambah nilai, seperti cici rumah, tanah dll.

Sementara dari pihak berbeda, mereka cenderung buru-buru cicil motor, mobil, hp baru, tas branded, dll, meskipun barang-barang tersebut tidak memiliki kebutuhan yang urgent. Ini yang membuat si miskin akan tetap miskin.

Walaupun kita lihat, biasanya orang kaya yang sering bergaya dengan barang-barang mewah. Itu karena uangnya berlebih, sementara kebutuhan pokoknya sudah tepenuhi. Sedangkan di kita, orang-orang biasa. Sejauh yang saya lihat, ketika punya uang lebih sedikit saja sudah sibuk mengambil cicilan barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.

Disamping itu kemauan dan komitmen yang kuat berpengaruh dalam kesuksesan pada diri seseorang. Dalam hal ini pendidikan masih penting diperjuangkan. Walaupun beberapa kasus, ada orang kaya kaya meski tidak menempuh pendidikan tinggi. Namun bukan berarti berhenti belajar.

Dan pada akhirnya, miskin dan kayanya seseorang ditentukan dari rejekinya masing-masing. Ketika 2 orang sama-sama berjuang. Namun mengapa nasibnya berbeda. Tapi yang perlu diingat, hasil tidak akan menghianati usaha. Dan kaya dan miskin hanya soal waktu.
CryptoTab Browser menambang online Bitcoin, penghasilan Btc gratis
Previous Post
Next Post

Aku orangnya gak banyak bicara, sedikit cuek, namun lumayan ramah Twitter @riandaprayoga