Kamis, 16 November 2017

Siapa Nenek Moyang Orang Indonesia?

daftar bank Neo, dapat bonus, gratis transfer antar bank dan banyak cuan

Ke-bhinneka-an bangsa Indonesia sudah dikenal sejak dulu. Beragam suku dan ras mendiami Bumi Nusantara ini, konon sudah dari 1,5 juta tahun yang lalu. Itu sudah lama banget. Lantas, siapa sih manusia pertama yang mendiami wilayah yang kini disebut Indonesia?

Sebuah pertanyaan yang jelas-jelas bikin saya sendiri penasaran. Secara kepercayaan, saya yakini nenek moyang manusia atau manusia pertama di dunia ialah Nabi Adam AS. Mengenai dimana letak pertama kali Nabi Adam AS diturunkan di Bumi saya kurang tahu persisnya. Tetapi yang jelas, keturunan Nabi Adam AS bukanlah manusia purba ya. Dan menurut beberapa artikel yang sudah saya baca, basis pemukiman pertama adanya di Afrika.

Jutaan tahun berlalu sampai sekarang manusia sudah mendiami hampir pelosok planet ini. Di Indonesia, dengan segala keunikan manusia yang begitu beragam. Sayangnya jaman dulu belum ada Dinas Catatan Sipil, jadi bagi kita Kids Jaman Now merasa bingung siapa nenek moyang bangsa Indonesia? *gue ini keturunan siapa?*

Menarik jauh kebelakang sejarah bangsa Indonesia yang dulunya ternyata pernah didatangi gerombolan migrasi manusia. Walaupun gak "diundang" gelombang migrasi manusia berduyun-duyun mendiami Nusantara. Entah apa yang mereka cari, namun yang jelas mereka ini dipercaya sebagai nenek moyang Indonesia.

Mereka ini siapa?

Salah satu pendukung teori nenek moyang bangsa Indonesia di atas adalah von Heine Geldern. Menurut beliau, nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini berasal dari benua Asia (Yunnan, Cina Selatan). Pendapat Geldern didukung bukti berupa kesamaan peninggalan benda-benda antara daerah Yunnan dan Indonesia.

Diduga mereka datang dalam dua gelombang migrasi besar yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 5000 SM dan tahun 2000 SM. Mereka menyeberang kekepulauan di Samudera India, kemudian menyebar dari Madagaskar hingga ke Filipina dan Melanesia, yang akhirnya hidup menyatu dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.

Dan inilah mereka-mereka (nenek moyang Indonesia)

Kedatangan Homo Erectus

Screenshoot dari zenius.net
Jika kamu merasa sebagai pribumi asli dan tinggal paling lama di Indonesia. Kamu mesti kenalan dulu dengan Homo Erectus. Penduduk paling lama di Nusantara.

Jadi jaman dulu, sebelum bentuk manusia sekece sekarang atau yang disebut Homo Sapiens (manusia modern). Homo Erectus sudah terlebih dulu datang ke Indonesia, konon sudah dari 1,5 - 1,7 juta yang lalu.

Meski manusia modern seperti jaman sekarang bukanlah keturunan Homo Erectus. Nenek moyang Indonesia juga bukanlah dari Homo Erectus. Namun mengapa saya bahas homo erectus? Karena merekalah yang paling lama di Nusantara, meski mereka bukan nenek moyang kita. Jadi kamu gak usah repot-repot mengklaim sebagai makhluk tertua di Indonesia.

Uniknya Homo Erectus yang datang ke Nusantara menjadi fenomenal. Diantara Homo Erectus lainnya yang memilih migrasi ke Eropa dan Asia tengah, Mereka ini "nekat" banget migrasi jauh-jauh dari Afrika ke Nusantara. Bahkan sanggup menelurusi sampai ke Flores. Naik apa coba mereka ini?

Faktanya Homo Erectus tersebut dapat berjalan kaki menjelajah Nusantara. Karena dulu pulau-pulau seperti Sumatra, Jawa, Bali dll masih gandeng bahkan menyatu dengan semenanjung Malaya.


Jadi Erectus ini bisa berjalan kaki dari Indocina sampai ke Bali. Orang purba dulu bisa liburan ke Bali hanya jalan kaki cuy!!

Setelah jutaan tahun mendiami dan mengacak-ngacak bumi Indonesia versi purbanya. Namun manusia seperti kita sekarang, bukanlah keturunan Erectus. Karena Para Homo Erectus punah sejak 100.000 tahun yang lalu.

Kedatangan Homo Sapiens : Melanesia


Masih dari Afrika sama seperti Erectus. Homo Sapiens atau sering disebut juga manusia modern. Gelombang pertama para Sapiens ke tanah yang kelak disebut Indonesia ini berjenis Melanesia berlansung sejak 100.000 tahun yang lalu. Melanesia ini datang dari Afrika menelurusi pantai Asia Tengah ke India sampai ke paparan Sunda. Kemudian ada yang menyeberang ke paparan Sahul, nyeberangnya pakai perahu. Karena pada masa itu wilayah Indonesia tengah masih bersatu, iya bersatu karena Bumi lagi jaman Ice Age. Jadi para petualang ini masih bisa jalan kaki mengembala sebagian Wilayah Nusantara.

Pemetaan penyebaran Melanesia di kepulauan Nusantara pada jaman es - zenius.net

Sederhananya Melanesia ini kita kenal saat ini adalah saudara-saudara kita yang ada di Indonesia Timur (Papua). Sebagian diantara Melanesia lainnya juga menyebar ke Thailand, Malaysia, Filipina, bahkan sampai ke Australia.

Kehidupan orang Melanesia berawal dengan budaya berburu dan mengumpulkan makanan (hunter & gatherer), yang kemudian sebagian besar (kecuali Aborigin Australia) mulai mengenal pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam skala kecil. Sayangnya, kebudayaan agrikultur ini tidak berkembang dengan skala luas karena kecenderungan masyarakat Melanesia yang berjumlah kecil dan terpisah jauh dengan suku tetangga lain. Hal ini juga yang menyebabkan orang Melanesia bisa hidup tanpa perlu mengembangkan pertanian dan peternakan dalam skala besar.

Dan kalau mau ditanya siapa manusia modern pertama di atau siapa 'pribumi' pertama di Nusantara, ya mereka ini lah Ras Melanesia. Ini jika dilihat dari siapa yang paling lama ya.

Kedatangan Homo Sapiens : Austronesia


Gelombang kedua Homo sapiens ke Bumi Nusantara ini yaitu kelompok melayu-austronesia. Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar, mencakup suku Melayu, Formosan (Taiwan), Polynesia (Hawaii, Selandia Baru, dsb). Migrasi ini terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu.

Pemetaan penyebaran ras Austronesia setelah Bumi melewati zaman es - zenius.net

Ras Austronesia datang ke Nusantara gak cuma modal "nekat" doang. Mereka ini mempersiapkan diri dengan matang untuk berpetualang, mungkin mereka ini sosok Bolang jaman dulu. Huahaa.. Mengapa demikian? Karena mereka datang ke Nusantara tanpa tangan kosong. Di perahu mereka juga memuat hewan ternak seperti babi, ayam bahkan bibit padi. Dan lagi perahu mereka memiliki cadik dua, sudah canggih bukan. Jadi para nenek moyang gak terlalu terombang-ambing di lautan, bisa agak selow men!!

Ilustrasi perahu bercadik dua - ilmusiana.com

Para Austronesia ini dikenal suka nanem. Jadi mereka ini makan sehari-harinya gak hanya mengandalkan hasil berburu doang. Bisa dibilang teknologi yang mereka bawah "canggih" pada masanya dengan perahu bercadik dua dan sistem pertanian yang efektif.

Dan di masa sekarang, Austronesia di Indonesia banyak bermukim di wilayah Indonesia bagian barat. Ciri-cirinya wajah bulat, rambut hitam bergelombang, hidung lebar dan kulit kecoklatan.

Praktis, Nusantara pada saat itu dihuni oleh ras Melanesia dan Austronesia. Seperti kita lihat sekarang peninggalan dan ciri-ciri ras Melanesia terdapat di wilayah Indonesia bagian Timur. Sedang di Indonesia bagian Barat ditandai sebagai Austronesia. Dan diantara juga terjadi percampuran budaya Melanesia-Austronesia. Karena secara Morfologis, bangsa Indonesia bagian timur merupakan campuran Austronesia dan Melanesia. Sementara ras Melanesia aslinya itu mereka yang setia pada kearifan lokal, hidup damai di pedalaman Papua, berkebun dan berburu serta hidup dalam kesukuan.

Melayu Tua (proto) dan Melayu Muda (Deutero)

Pemetaan penyebaran Proto Melayu dan Deutero Melayu - ilmusiana.com

Jangan disangka antara melayu tua dan Melayu muda ini kakak adik ya, sementang tua dan muda. Awalnya saya juga mikirnya gitu, tapi ternyata Bukan gitu mas mbak bro!!

Ciri khas yang melekat pada Melayu tua dan muda ini membuat mereka sedikit berbeda. Meski mereka ini sama-sama Melayu Austronesia. Namun Melayu Austronesia ada yang sukanya mager dan satunya lagi gak bisa diam.

Melayu tua atau Proto Melayu disebut sebagai kelompok masyarakat yang mager. Bukanya mereka ini males loh ya, kalau mereka malas mana mungkin coba keturunannya masih bertahan hingga kini.

Dayak, salah satu contoh suku dari Proto Melayu di Indonesia - kaskus.co.id

tapi emang udah berhasil menciptakan masyarakat yang stabil sehingga sudah tidak diperlukan lagi mobilisasi penduduk. Keturunan Melayu golongan pertama ini bisa kita liat pada suku Nias di Pulau Nias dan suku Dayak di pedalaman Kalimantan, yang juga biasa disebut sebagai “Proto Melayu” (Proto = purwa/primitif).

Minang, salah satu contoh suku dari Deutero Melayu di Indonesia - ragamsukudunia.blogspot.com

Sedangkan di sisi lain, ada golongan melayu yang karena alasan tertentu (misalnya: kondisi geografis, iklim, bencana, dll) merasa perlu untuk terus berpindah tempat sekaligus berinteraksidengan kelompok lain di sekitarnya, sehingga memungkinkan adanya percampuran budaya, bahasa, serta gen. Misalnya saya, berasal dari suku Jawa namun tinggalnya di Sumatra. Dan juga kamu dari Batak, Kamu dari Minangkabau, Banjar, Makasar, Bugis, Madura, Bali, Lombok, Aceh dan lainnya lagi suku-suku yang kita kenal di Indonesia serta biasa disebut sebagai “Deutero Melayu” (Deutero = Berulang/ulangan).

Dan pada akhirnya ras Melayu sudah merasa nyaman tinggal di Bumi Nusantara. Beranak pinak di tanah air sehingga membuat peradaban dan kebudayaan beragam di Indonesia kelak. Mereka ini bercirikan kelompok masyarakat yang bangun rumah panggung atap rumbia, tarian, baju adat berwarna-warni, tatoan, bahasa-bahasa yang masih berciri khas Austronesia dapat kita nikmati sampai sekarang. Dan gak cuma di Indonesia dan Malaysia, budaya serupa juga terdapat di Selandia Baru, pulau Paskah, orang asli Taiwan, Madagaskar dan daerah plosok Austronesia lainnya.

Selang waktu berjalan semenjang etnis Melayu berkembang di Nusantara. Peradaban Austronesia semakin maju dan interaksi dengan kebudayaan lain, termasuk transaksi logam hasil kebudayaan Dong Son di Vietnam. Transaksi logam dengan peradaban yang jauh di seberang lautan ini juga memicu orang-orang Melayu Austronesia di Nusantara untuk mengembangkan industri metalurgi logam mereka sendiri.

Semakin ramai perdagangan logam di Nusantara, mengundang bangsa lain untuk mengunjungi Nusantara. Siapakah bangsa tersebut?

yaitu peradaban Dravidian, Sino-Tibetan, dan etnis Semit.Dalam dunia modern, peradaban Dravidian lebih akrab kita kenal dengan nama India, sementara peradaban Sino-Tibetan kita kenal sekarang dengannama Tionghoa, dan etnis Semit direpresentasikan dalam dunia modern pada budaya di Asia Tengah seperti Arab dan Yahudi.

Lalu siapa nenek moyang orang Indonesia sebenarnya?

Berbicara soal nenek moyang orang Indonesia, tentu menjawabnya agak rancu. Karena keragaman etnis di negri ini. Jika berdasarkan kelompok masyarakat paling lama di Nusantara, tentu Homo Erectus yang pantas disebut pribumi. Namun bila berdasarkan manusia modern, orang Melanesia lah yang terlebih dulu datang ke Nusantara. Loh jadi cuma orang Melanesia (Papua) yang jadi pribumi di Indonesia?

Pada hakikatnya ras yang ada di Indonesia merupakan orang pendatang

Tanah air Indonesia kita dulunya ini awalnya tanah tak bertuah. Beragam ras datang ke Nusantara silih berganti. Kelompok masyarakat tersebut datang, bermukim dan menyebut Nusantara sebagai rumahnya. Begitu juga dengan kelompok masyarakat yang datang setelahnya.

Orang Cina, India dan Arab merupakan pendatang. Begitu juga rumpun Melanesia (Papua) dan Melayu (Austronesia), mereka juga awalnya pendatang di Bumi Nusantara ini. Ya kalau mau mengulang sejarah jauh kebelakang, manusia di Bumi juga pendatang. Datang dari surga membawa akal pikiran yang mampu memimpin dunia ini.

Dan khususnya di Indonesia, Berbagai kekuasaan jatuh bangun dari jaman kerajaan, Hindia Belanda, sampai pemerintahan Indonesia sekarang masing-masing mengklaim bahwa tanah air ini sebagai rumahnya. Perlu kita tahu, keanekaragaman yang bangsa kita miliki merupaka hasil dari asimilasi budaya. Menerima kebudayaan baru, Sehingga menghasilkan pencampuran budaya yang sampai kini kita yakini sebagai identitas bernama Indonesia. Tentu semua ini merupakan kekayaan yang mesti terus di lestarikan. Bukan hanya sibuk berdebat siapa yang paling pantas menjadi pribumi. Karena tokh, sebutan pribumi hanya akal-akal sejak jaman Hindia Belanda.

Demikian pembahasan panjang yang sudah saya rangkum. Perlu diketahui, saya bukanlah sejarawan maupun antropolog. Saya cuma ingin tahu sejarah bangsa ini lebih jauh. Dan mencoba berbagi di blog ini, jadi sama-sama belajar ya. Semoga aja kita dapat manfaatnya ya, Semangat!!

Sumber: zenius.net , ilmusiana.com
CryptoTab Browser menambang online Bitcoin, penghasilan Btc gratis
Previous Post
Next Post

Aku orangnya gak banyak bicara, sedikit cuek, namun lumayan ramah Twitter @riandaprayoga