Di tulisan ini mari sama kita bedah, berapa sih kira-kira penghasilan begal. Supaya bagi kamu yang ada niat untuk jadi begal bisa pikir-pikir dulu nih. Karena dengar-dengar penghasilan pelaku begal amat sedikit. Bahkan beberapa kasus, hanya cukup beli rokok dan miras.
#PernahMikirGak Plukers semua, menjadi begal sesungguhnya perbuataan yang bila dihitung dari segi apapun, bisa dikatakan selalu rugi.
Secara hukum sudah jelas melanggar.
Secara kemanusiaan sudah jelas menyakit sesama.
Secara agama sudah jelas ini perbuatan tercela.
Termasuk dalam hitungan-hitungan ekonomi. Diantara tindak pidana kriminal lainnya menurut saya, menjadi begal itu level termasuk paling rendah.
Menjadi begal sungguh tidak menguntungkan sama sekali, prospeknya tidak cerah. Secara bisnisnya, menjadi begal hasilnya tidak sebanding dengan risikonya.
Macam mana mau menguntungkan, bila ceritanya begini..
Nah, bila hasil yang didapat dari begal saja sedikit lantas untuk apa jadi begal. Sudah hasilnya sedikit, risikonya berat banget.
#PernahMikirGak kalau jadi begal itu berat banget. Sudah hasilnya gak seberapa. Ancaman diamuk massa sampai mati selalu mengintai. Bila berhasil juga tidak lama akan tercyduk polisi.
Dan yang paling tidak disadari oleh para begal ialah sebenarnya mereka ini selalu ditipu. Ditipu oleh penadah. Orang yang membeli hasil begal dengan harga murah.
Sangat disayangkan sih. Seharusnya pelaku begal jangan mau jadi antek-antek penadah. Seorang Penadah ini bisa dibilang risikonya kecil. Hanya duduk dibelakang layar, uang datang sendiri. Dan yang kerja keras adalah pelaku begal.
Belum lagi kalau setiap aksi begal gagal, warga pasti akan ngamuk dan gak kalah "sadis" dari pelaku begal itu sendiri. Dan nyawa pelaku begal menjadi taruhannya.
Jadi terbukti ya bila hasil membegal sebenarnya tidak menguntungkan, sekalipun secara ekonomi. Mendapat hasil Rp. 1 juta dari hasil sekali begal, belum lagi dibagi-bagi komplotan dan menpertaruhkan nyawa.
Begal Sangat buruk, sebagai "pekerjaan" yang mempertaruhkan nyawa dengan hasil Rp. 1 juta. Masa mau nyamamu dihargai segitu!
Artikel sudah terbit di Plukme!