Selasa, 16 Maret 2021

Tips Menghadapi Orang yang Merasa Dirinya Selalu Benar

daftar bank Neo, dapat bonus, gratis transfer antar bank dan banyak cuan

Manusia tidak lepas dari kesalahan. Salah dan benar selalu mewarnai kehidupan manusia. Namanya juga manusia yang tak terlepas dari salah, begitu kata orang-orang kebanyakan.

Namun bagaimana bila ada seseorang yang merasa selalu benar. Sedikitnya ada rasa kesal menghadapi orang demikian. Kebayangkan gimana rasanya berhadapan dengan orang yang gak mau ngaku salah dan merasa pendapatnya selalu benar. Parahnya lagi orang lain dianggap salah bila tidak sepaham dengannya.

Tapi menghadapi orang yang seperti itu tidak bisa dengan emosional. Mesti tenang dan penuh trik menghadapi orang yang merasa selalu benar. Berikut Tips menghadapi orang yang merasa selalu benar:

Jangan asal menduga orang tersebut mengalami gangguan kepribadian

ilustrasi diskusi - Shutterstock

Jangan buru-buru menyimpulkan seseorang memiliki gangguan kepribadian hanya karena dia merasa selalu benar.

Secara awam memang orang yang kalau ngomong merasa paling benar sendiri, akan diduga memiliki gangguan kepribadian bahkan jiwa. "Ini orang kenapa ya, belum minum obat apa".

Tapi sesungguhnya tidak begitu. Jangan salah menilai orang lain. Boleh jadi orang yang selalu berpikir dirinya benar masih bisa berpikir normal. Menjadi kesalahan bila kamu menganggapnya tidak normal. Dan membuat kamu salah langkah saat berurusan dengannya.

Tetap tenang dan jangan goyah

Ilustrasi tegar - oatawa/Shutterstock

Secara manusiawi kita akan berusaha membela pendapat yang kita anggap benar. Namun bila hendak berhadapan dengan orang yang merasa selalu benar, kamu gak bisa langsung bersikeras dengan pendapatmu sendiri. Sekalipun kamu yakin sudah benar.

Menghadapi orang yang merasa selalu benar mesti sabar dan tetap tenang. Saat situasi tengah memanas, tetap usahakan setenang mungkin. Jangan goyah walaupun lawan bicara kamu tetap ngotot dengan argumennya.

Minta jeda dalam diskusi. Lalu kembali lanjutkan diskusi saat situasi lebih baik. Dan tunjukan dirimu masih tetap tenang dan sabar, dengan begitu menjadikan dia contoh bagaimana sebaiknya bersikap kedepannya.

Pikirkan tujuan berargumen dahulu

Ilustrasi diskusi - Shutterstock

Hubungan antar manusia tidak selamanya lurus-lurus saja. Ada saja silang pendapat yang terjadi. Dan ada saja argumen-argumen yang perlu dikeluarkan. Secara manusia akan selalu membela pendapatnya.

Susahnya menghadapi orang yang merasa selalu benar ialah sifatnya yang merasa serba tahu. Sifat serba tahu ini bisa karena dia memang tahu atau karena sok tahu.

Lalu pikirkan juga tujuan dari argumen. Lebih penting argumen kamu atau hubungan. Sedikitnya banyaknya perdebatan akan membuat lawan bicara tersinggung. Bila dirasa perdebatan tidak terlalu penting, maka lebih utamakan saja hubungan relasi kamu. Tapi bila dirasa kamu berkewajiban meluruskan pemahaman lawan bicara, maka bersiaplah untuk berargumen.

Tunjukkan pandangan yang lain padanya

Ilustrasi membantu orang lain berpikir dari sudut pandang lain - pdtraining.com.au

Orang yang merasa selalu benar, biasanya selalu ngotot membela pendapatnya. Gak perlu emosi dulu menghadapinya. Mengalah saja dulu. Dengarkan pendapatnya dengan baik. Posisikan dirimu seolah diposisikan lawan bicaramu.

Setelah itu baru kamu sampaikan pandanganmu. Jangan bikin argumen yang menyerang. Agar dia mau mendengar pendapatmu. Tunjukkan sikap dan bahasa yang terbuka agar komunikasi lebih cair.

Jaga agar hubungan tetap terjalin baik

Ilustrasi berargumen - republika.co.id

Berbeda pendapat memang susah-susah gampang. Terlebih bila kita berususan dengan orang yang gak mau tahu pandangan kita, yang penting pendapat dia yang perlu didengar.

Rasanya kalau sudah begitu, lebih baik berjauhan dengan orang yang merasa selalu benar. Tapi terkadang kita tidak bisa mengelakkan untuk dekat dengn orang yang seperti itu. Misalnya dengan bos, rekan kerja atau keluarga.

Bila sudah malas berdebat terus-menerus. Maka coba hindari topik-topik yang berpotensi mengundang perdebatan. Lebih baik berurusan pada hal-hal yang sependapat saja. Apa artinya memperjuangkan argumen, dibanding hubungan pertemanan atau saudara.

Buat kondisi tetap tenang

Ilustrasi diskusi - GaudiLab/Shutterstock

Perdebatan terus menerus memang membuat kondisi jadi tegang. Maka itu kamu mesti berpikir membuat kondisi tetap kondusif. Alih-alih sibuk memenangkan argumen. Secara tidak ada menang dan kalah ketika debat.

Bila kondisi semakin tidak memungkinkan lagi untuk berdiskusi. Maka kamu mesti tahu kapan saatnya untuk menghentikan pembicaraan. Ketika kamu ingin berhenti bicara, sementara argumen dia masih terus menyerangmu. Maka akhiri saja pembicaraan secara baik-baik.

Bersikap lebih terbuka

Ilustrasi memahami orang lain - Unsplash/Eugenia Maximova

Orang yang merasa dirinya selalu benar memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Langkah untuk menghadapi orang yang seperti itu yaitu dengan bersikap lebih terbuka. Blak-blakan aja ngomongnya. Tapi tetap sopan ya. Agar dia dapat lebih memahaminya. Karena dia kurang peka secara emosional.

Coba bercermin pada diri sendiri sebelum menyimpulkan orang lain

Ilustrasi bercermin pada diri sendiri - fimela.com

Ketika kita mulai menyimpulkan orang lain memiliki sifat yang merasa dirinya selalu benar. Maka saat itu juga kita juga merasa diri kita yang benar.

Jangan buru-buru menyimpulkan demikian. Cobalah bercermin pada diri sendiri. Apa diri kita kita sudah benar. Atau pandangan orang lain yang benar. (referensi: IDNTimes)

Artikel ini sudah terbit di biartau.id

CryptoTab Browser menambang online Bitcoin, penghasilan Btc gratis
Previous Post
Next Post

Aku orangnya gak banyak bicara, sedikit cuek, namun lumayan ramah Twitter @riandaprayoga