Sabtu, 10 Oktober 2020

Rajin Menabung dan Rasakan Manfaatnya



Menabung adalah menyisihkan sebagian uang (30 %) ,untuk simpanan uang yang nantinya dapat di gunakan di lain waktu. Menabung dapat membuat keuangan seseorang teratur, hemat dan menurut pepatah yang terkenal:

sedikit-dikit lama-lama jadi bukit

hemat pangkal kaya

intinya menabung itu melatih kesabaran, menahan selera dan mengurangi gengsi. Dan dapatkan manfaatnya yang luar biasa, walaupun dari hal sederhana namun terasa.

Dari kecil saya sudah di biasakan menabung karena saya berasal dari keluarga sederhana jadi harus bijak dalam keuangan. Saya juga sudah merasakan manfaat dari menabung.

Disaat menjelang kelulusan SMK ini kebutuhan dana sangat terasa. Memang uang sekolah di biayai orang tua. Namun biaya tambahan lainnya cukup banyak juga.

Sehari saya di beri uang sekolah (biasa disebut jajan) Rp.10.000 dari ortu. Alhamdullillah Setiap hari saya bisa menyisihkannya sedikit.

Tapi belakangan ini kok rasanya sulit untuk menabung. Setelah di pikir-pikir ternyata pengeluaran akhir-akhir ini membengkak besar.

Mulai dari ongkos kesekolah saya menggunakan sepeda motor,
bensin: Rp.20.000 /2 minggu.
Parkir: Rp. 1000 /hari Rp. 36.000/ bln
lalu Uang Pulsa : Rp.20.000 /2 minggu

dan biaya lainnya untuk fotocopy materi pelajaran, saya rata-ratakan 1 Mapel Rp 5000 dikali 15 Mapel : Rp. 75.000 . Belum lagi urusan “perut” kan perlu jajan juga. Huuh.. Semua itu dari uang Rp.10000/hari yang di beri orang tua dan mudahan gak minta lagi. Tapi tenang aja semuanya masih cukup. Karena sejak dari 1 SD saya sudah menabung. Jadi simpanan uang tadi masih cukup. Amin.

Bukannya apa-apa. Saya hanya ingin berbagi pengalaman dan membuktikan bahwa menabung itu penting manfaatnya. Memang kalau untuk kalangan Kolonglarat biaya yang saya sebutkan tadi gak ada apa-apanya. Tapi secara umum, terapkanlah kata menabung pada dirimu, dan menabung tiap hari

WUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA! Pilih saya sebagai nomor satu di hatimu

 Foto oleh Joslyn Pickens dari Pexels


Ini tulisan lama, tahun 2014

Minggu, 27 September 2020

Cerita Suudzon Dari Sebuah Penghapus



Suudzon adalah salah satu sifat tercela yaitu berprasangka buruk kepada sesama manusia atau kepada Allah SWT. Kebalikan daripada Khusnudzon yaitu berperasangka baik.

Bicara tentang Suudzan saya punya pengalaman dari kejadian baru-baru ini yang saya alami sendiri. Tepatnya saat saya ujian sekolah.

Gara-gara sebuah stip/penghapus pensil (selanjutnya disebut Stip) Suudzon pun timbul dalam hati.

Awalnya di ujian sering terjadi minjam-meminjam stip. Saya juga tidak tahu kenapa teman-teman saya tidak sedia stip untuk ujian. Singkat cerita stip saya yang sering di pinjam. Semakin sering di pinjam saya juga lupa siapa yang meminjam. Dan saya pun kehilangan stip atau pengapus tersebut tanpa tahu siapa yang mengambil.

Keesokkan harinya (hari ke-2) entah kenapa pandangan saya selalu tertuju pada stip yang ada di kelas (aduh karna stip sampai segininya). Mata saya selalu mencari stip yang kira-kira mirip dengan stip saya (haha stip ujian rata-rata sama lah). Dan ada satu teman yang memegang-megang stip. Dia yang sering meminjam stip padaku. Entah kenapa saya langsung curiga padanya, hanya karena dia memiliki stip yang mana biasanya dia tidak punya. Huuh..

Hari berikutnya (hari ke 3) saat saya sudah mulai lupa kejadian stip hilang. Namun ada teman lain yang datang kepadaku dan bertanya “rianda, stip mu kemana?” saya jawab “gak tahu, hilang ntah kemana” dan dia menjelaskan “ini samaku, kebawah kemarin” . Dan jelas sudah apa yang terjadi, prasangka buruk ku kepada temanku yang kucurigai tadi tidak terbukti. Dan seperti biasanya penyesalan datangnya telat, nyesal sudah Suudzan.

Suudzon dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi, misalnya saat seseorang kehilangan harta bendanya. Hal alami yang langsung di pikirkan orang yang kehilangan tersebut pasti mencurigai orang di sekitar lokasi hilangnya benda. Walaupun belum tentu orang-orang sekitar tersebut pelakunya.

Ini adalah cerita lama, entah waktu SMK, SMP atau SD

Kamis, 03 September 2020

7 Tanda yang Biasanya Ada Pada Orang Cerdas

Ilustrasi anak cerdas - Shutterstock

Pada umumnya kecerdasaan orang diukur dari tes IQ. Seseorang biasa Dilihat dari pemikiran maupun tingkah lakunya, sehingga bisa digolongkan sebagai orang cerdas.

Tapi jika memang poin IQ yang kamu miliki rendah, jangan berkecil hati dulu. Ber-IQ rendah bukan berarti kamu tidak pintar. Karena tingkat kecerdasan setiap orang dibangun dari kebiasaannya. Yuk lihat dibawah ini seberapa cerdas kamu:


1. Selalu penasaran pada segala hal


Di kepala orang cerdas selalu ada pertanyaan. Mereka haus akan sebuah jawaban untuk memuaskan rasa penasaran. Sering membaca dan menelusuri blog maupun portal berita untuk menemukan hal baru. Karena memang  pada dasarnya mereka suka hal yang baru.


2. Aneh! Suka ngomong sendiri


Sering melihat orang bicara sendiri. Jika bukan sedang latihan drama, boleh jadi itu kebiasan yang sering dimiliki oleh orang cerdas. Mereka selalu memperhitungkan segala halnya dengan matang. Sampai mereka seakan melakukan simulasi hal yang akan dihadapi. Aneh bukan


3. Gak tega melihat buku nganggur


Bagi seorang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. 

Melihat buku tergeletak begitu saja tanpa dibaca merupakan "dosa". Mereka akan gatal untuk membaca selembar demi selembar buku tersebut.


4. Pelupa berat


Kedengarannya seperti orang yang lemot (lemah otak). Tapi kebiasaan pelupa justru bisa menjadi tanda kalau orang tersebut cerdas. Loh kok bisa? Orang cerdas selalu memikirkan banyak hal. Sehingga hal-hal sederhana menjadi gampang terlupakan.


5. Sering gagal dan bangkit lagi


Kegagalan bisa saja terjadi pada semua orang. Namun tidak semua orang bisa kuat bangkit lagi. Orang cerdas selalu penasaran untuk bangkit lagi. Mereka gak takut salah dan mengakui kesalahan. Terpenting mereka gak akrab dengan kata  give up.


6. Memiliki masa lalu yang beda


Tidak seperti kebanyakan orang dengan masa lalu yang sudah mainstream, dibesarkan kedua orang tua, sekolah dan bekerja. Masa Lalu orang cerdas kerap sekali berbeda. Mereka bisa saja dulu seorang narapidana, pecandu miras ataupun narkoba. Atau dulunya mereka yang pernah di Drop Out dari sekolahnya.


Segala masa lalu pahit tersebut digunakan sebagai pengalaman. Siapa tahu ide brilian muncul dari pengalaman tersebut.


7. Mereka tidak berpikir kalau mereka pintar


Jika kamu merasa termasuk dalam kriteria diatas dan berpikir kalau kamu pintar. Ya bisa dipikir-pikir dulu. Karena orang cerdas tidak memikirkan kalau mereka pintar. Tanda kecerdasan seseorang terlihat secara alami dan gak dibuat-buat.


Setelah membaca 7 tanda orang cerdas diatas. Bagaimana? Apa kamu termasuk?

Rabu, 02 September 2020

10 Kebiasaan yang Bikin Susah Sukses, Dihindari ya!

Ilustrasi sukses dan gagal - finansial ku.com

Kunci hidup sukses ada banyak. Begitupun juga jalan menuju kesuksesan setiap orang beda-beda. Ada Pula yang cepat sukses, dan sebaliknya ada mereka yang lama sukses walau sama - sama berusaha. Kenapa begitu ya?

Pertama kita mesti tahu sukses itu relatif, ada yang diukur dari materi dan diukur dari kepuasan batin. Jadi mungkin beberapa orang merasa sulit mencapai kesuksesan, barangkali ada kesalahan mindset. Beberapa pola pikir dan pemahaman yang selama ini dianut, justru menjadi penghalang untuk sukses. Apa sajakah itu? Yuk lihat list berikut:


1. Hanya mengandalkan bakat


Bakat itu anugrah. Tapi jika tidak dikembangkan dan terus diasah. Bakat hanyalah bakat. Sukses lahir dari kerja keras. Mereka yang ingin sukses berjuang untuk meraih cita. Berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau.


2. Mengabaikan kesehatan


Kesehatan modal utama untuk beraktivitas. Mengabaikan kesehatan di usia muda, akan membuat masa tua kamu susah. Jagalah kesehatanmu, karena itu aset yang paling berharga. Ketika sudah sakit, untuk bekerja saja susah apalagi ingin jadi sukses.


3. Berfoya-foya


Kebiasan orang sukses itu menabung. Selalu menyiapkan dana simpanan untuk keperluan mendadak. Tidak ada kata foya-foya jika ingin sukses. Bos Facebook saja masih hidup sederhana ditengah harta yang menumpuk bak gunung. Lalu mengapa kamu masih suka menghabiskan harta percuma?


4. Mendewakan materi dan gak peduli bahagia


Bahagianya orang sukses kadang kerap disangka dari ukuran materi. Padahal kebahagiaan yang seperti itu sifatnya semu. Itulah sebab mengapa orang-orang sangat bernafsu mengejar pundi-pundi. Sehingga menjadikan Materi nomor satu, soal kebahagian itu belakangan.


5. Gampang menyerah ketika dihadapkan masalah berat

 

Orang sukses tidak akan menyerah begitu saja pada masalah. Karena mereka tahu berjuang itu diperlukan dalam hidup.


6. Mikirin omongan orang lain


Ambil pusing omongan orang lain hanya akan bikin kamu ragu-ragu. Orang sukses tidak akan goyah karena omongannya orang lain.


7. Percaya kalau sabar itu diam


Sabar itu diperlukan dalam setiap usaha yang kamu lakukan. Tapi yang dimaksud sabar bukan berarti cuma berdiam diri. Sabar tidak hanya diam, tapi tahu kapan saat yang tepat untuk bertindak.


8. Selalu memuaskan semua orang


Pada suatu tahap dalam hidup ini, kita meski berdamai sama keadaan. Kenyataan bahwa sebaik apapun yang kita lakukan, akan tetap ada orang yang tidak suka. Terima saja dengan lapang dada, kita gak bisa bikin semua orang menyukai kita.


9. Persahabatan bertahan selamanya


Hidup ini sungguh dinamis. Semua tidak ada yang abadi. Seperti layaknya persahabatan. Meski perteman bisa berlangsung selamanya, namun tingkat keakraban tidak lagi sama. Jangan terlalu merisaukan masalah ini. Persahabatan yang bertahan lama memang luar biasa. Tapi jika kenyataan tidak sesuai harapan, mau gimana lagi.


10. Ingin mendapat jodoh tanpa usaha


Sebaiknya kita jangan terlalu ter-doktrin mentah-mentah sama cerita  drama percintaan yang bisa ditemukan jodohnya lewat sekejap mata. Berkhayal menemukan seseorang yang selalu mengerti dirinya. Padahal jodoh itu ditempah dari usaha yang matang.


Itu tadi 10 kebiasan yang bikin kamu susah sukses. Kalau masih mau sukses? Jangan dilakukan hal diatas ini ya.

Selasa, 01 September 2020

6 Dampak Negatif Dari Mental Gratisan, Sebaiknya Dihindari

Ilustrasi  mental gratisan - finansialku.com


Barang gratisan memang selalu menggoda. Bahkan orang kaya sekalipun kalau dikasih gratisan bakal susah menolaknya. Hayo siapa yang mau dikasih gratisan?

Pada dasarnya dikasih gratisan itu gak salah. Bermasalah jika sukanya minta gratisan. Mental gratisan adalah sifat yang buruk sudah selayaknya gak diterapkan di hidup kamu.


Mengutip statement Menkeu Sri Mulyani yang disalin dari Merdeka.com (5/9/2017), "Mental gratisan itu mental yang sangat buruk. Di Republik ini ada cukup banyak yang punya mental itu. Semua maunya gratis," katanya dalam Acara Supermentor ke-20 yang bertajuk 'Indonesia's Great Prosperity Ahead: Will It Happen? Win It Be Yours?', di Djakarta Theater,Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2017).


Seberapa buruknya mental gratisan bagi kehidupan kita, berikut rangkumannya:


1. Gratisan gak bikin kamu kaya, malah jadi miskin


Secara logika dapat gratisan berarti penghematan, karena gak perlu keluar uang buat beli. Hemat kan pangkal kaya. Ettss.. Tunggu dulu!! Selalu meminta gratisan justru mengirim pesan ke alam bawah sadar, bahwa orang tersebut adalah orang tidak mampu. Jadi bermental orang miskin.


Ini sama saja seperti peminta-minta, tapi secara halus. Meskipun bukan orang yang tak berkecukupan, tapi selalu minta gratisan gak baik buat perkembangan mental.


2. Orang-orang akan menganggap kamu rendah, jika terus meminta gratisan


Memberi lebih mulia ketimbang menerima. Karena sebaik-baiknya orang, ialah yang bermanfaat. Namun bagaimana jika seseorang hanya maunya gratisan. Boro-boro memberi kepada orang lain. Untuk dirinya sendiri saja dia memilihnya gratisan. Tentu kebiasaan ini akan ditandai oleh orang banyak. Orang-orang tentu akan lebih senang bergaul dengan orang yang memberi manfaat baik bagi dirinya, bukan yang cuma manfaatin doang.


3. Kamu gak bisa menghargai karya orang lain


Orang-orang yang minta gratisan tentu gak akan ambil pusing sama hasil kerja orang lain. Misalnya ada teman membuka jasa lukisan. Terus ada temannya lagi yang minta dilukis tapi minta harga teman. Atau dengan kata lain minta diskon 70%. Itu sih minta gratisan namanya, gak bisa hargai jerih payah banget sih.


4. Kamu akan sulit bergaul bila masih bermental gratisan


Seperti poin ketiga, orang-orang yang doyannya gratisan akan sulit menghargai hasil kerja orang lain bahkan sahabatnya. Dalam suatu hubungan, persahabatan tidak bisa dicampur aduk ke dalam bisnis. Bisnis itu butuh modal, terlebih lagi bila teman kamu baru mulai buka usaha. Masa kamu tega minta gratisan?


Jangan pernah merusak relasi kamu kepada teman, sahabat bahkan keluarga. Hanya karena minta gratisan. Orang lama-lama juga sebal jika dekat dengan orang yang bertipikal parasit.


5. Akan terjebak dalam jurang kemalasan


Ketika hidup selalu dipenuhi barang gratisan. Maka kamu akan merasa tidak perlu berjuang, toh masih ada gratisan, buat apa repot-repot keluar uang.


Kenyataannya dunia ini sepertinya tidak akan kehabisan orang-orang yang dermawan, yang selalu gemar berbagi. Celakanya bagi orang-orang yang suka manfaatin, mau gratisan mulu. Mereka akan semakin terlena oleh pemberian percuma dari orang lain. Sampai mereka akan begitu bergantung kepada orang lain.


6. Tidak pernah merasa indahnya berbagi


Orang Bermental gratisan cenderung pelit. Perhitungan sekali sama uang. Untuk dirinya saja Ia akan berat sekali mengeluarkan uang. Apalagi untuk memberi?


Jika masih bersikap demikian, akan sangat sulit merasakan indahnya berbagi sampai sikapnya berubah. Karena sebuah quote keren berkata; kita hidup dari apa yang didapat. Dan bahagia dari apa kita berikan.


Demikian 6 dampak negatif dari mental gratisan. Menerima gratisan tentu gak haram. Terima saja bila diberi. Mencari gratisan, promo dan diskon juga gak dilarang, selama memang ada. Tapi jangan minta gratis, apalagi minta secara paksa.

Senin, 31 Agustus 2020

Suka Curhat di Medsos? Kenapa Gak Diseriuskan Aja Hobi Nulis

Dari Curi Jadi Jago Menulis
Ilustrasi Menulis - tunaiku.com

Media sosial kini seakan menjadi buku diary bagi penggunanya. Cuma bedanya sekarang buku diary itu bersifat publik. Bahkan aktivitas curcol di medsos bisa menjadi sumber penghasilan. Loh kok bisa? siapa yang mau bayar orang curhat?

Mungkin ini agak melawan arus. Seperti kita tahu, curhat-curhatan yang berserakan di ranah maya seakan sangat menyemakkan bak sampah di got. Tapi jangan pikir semua curhatan itu sama saja.


Tidak semua curhatan di medsos bermakna negatif. Selama tidak melanggar undang-undang ITE dan pornografi. Sebisa mungkin tidak melanggar etika sehingga diganjar hukum positif dan sosial. Dan terutama tulisan kamu di medsos tidak membuka aib mu sendiri.


Seiring perubahan zaman, corat-coret curhatan akan menjelma menjadi karya tulis yang dihargai. Bahkan dihargai mahal. Blogger, penulis itu sering menulis curhatan pribadi. Dan duar!! Tulisannya bahkan sudah jadi film, contoh nyata Raditya Dika.


Memang awalnya kelihatan risih lihat berbagai curhatan orang-orang di timeline sosmed


"Ih ngapain sih, kurang kerjaan masalah pribadi diumbar"


"Duuhh curhat jangan di pesbuk kali, dikira Tuhan punya pesbuk"


Dan komen-komen miring lainnya.


Beberapa orang memang sekedar curhat doang. Tanpa memikirkan privasi, manfaat dan tujuan. Tapi jangan dipandang sebelah mata dulu.


Asal kamu tahu? Sering bermain kata-kata di medsos bisa melatih keahlian menulis. Siapa tahu bisa jadi seperti Chairil Anwar? Selama curhat tersebut bukan mengumbar aib sembarangan. Kamu bisa saja merangkai kata-kata patah hati, seperti sajak. Hanya sebuah fiksi.


Bagi Kita anak-anak millennial kini semakin dimudahkan. Ketika punya minat, bisa diunggah di internet. Termasuk menulis, jika belum bisa menerbitkan buku masih ada medsos buat publikasi tulisan.


Kita sekarang begitu dimudahkan oleh teknologi. Kalau orang dulu mau nulis aja mesti pakai kulit kayu, kulit hewan sebagai media tulis. Atau jamannya mesin tik yang gak boleh salah ketik. Repot banget kan? Kalau sekarang kan bisa nulis online seperti di Kaskus Kreator, Plimbi.com dan Rackticle.com


Jadi jangan anggap remeh orang-orang yang sering update status curhatan. Positif thinking aja. Sebenarnya dia bukanlah orang yang lemah, yang kerjaannya bikin status galau. Dia hanya mengembangkan bakatnya.


Awalnya cuma catatan-catatan kecil. Materi tulisan juga ringan-ringan saja. Ide nya dari kehidupan sehari-hari. Tapi tidak lupa disisipi sesuatu yang bermanfaat dan informatif bagi pembaca.


Jika memang kamu suka curhat di medsos. Lanjutkan saja, selama masih sesuai koridornya. Ceritakan pengalamanmu, inspirasi banyak orang lewat tulisanmu. Dan gak ketutup kemungkinan bakal ada vendor yang akan memberimu sumber penghasilan.


Ketika orang-orang telah menyukai postingan kamu di medsos, jumlah follower juga akan bertambah banyak. Siap-siap saja bakal banyak yang tawari kerjasama, tentunya kerjasama yang menguntungkan.


Peluang untuk mengembangkan bakat di jamannya internet amat sangat terbuka. Suka menulis, bisa ngeblog atau lebih canggih Vlogging. Kamu bisa jadi youtuber, photografer, desainer dan lainnya. Rugi sekali jika tidak memanfaatkan medsos dengan baik. Bukan sekedar ajang eksistensi, tapi kreasinya.


Sabtu, 08 Agustus 2020

Hutang Indonesia Membengkak, Kenapa Gak Cetak Uang Banyak-banyak Aja Buat Ngelunasi

 

Ilustrasi hutang - CNBC Indonesia

Isu perekonomian Indonesia sering menjadi pembahasan yang sensitif. Termasuk yang lagi panas saat ini adalah masalah hutang negara yang semakin membengkak. Terhitung dari tahun 2016 besaran utang RI mencapai Rp. 3.700 T.

Berbagai komentar pedas serta kritik dan protes atas utang negara yang membengkak banyak bermunculan. Sampai banyak yang bilang, kenapa kok Indonesia gak cetak uang saja banyak-banyak supaya bisa lunasi hutang?

Logikanya benar sih, tapi pola pikirnya cetek (pendek). Memahami soal mekanisme keuangan memang gak segampang dipikirkan. Saya sendiri memang bukan anak ekonomi. Maka itu saya coba mengetahui apa sih yang terjadi dengan Indonesia sebenarnya melalui tulisan ini. Sama-sama belajar ya..

Pertama kita harus tahu melesaikan persoalan ekonomi makro suatu negara gak segampang dipikirkan. Seperti mencetak uang banyak-banyak agar negara ini cepat kaya. Namun Mencetak uang diluar kewajaran justru bisa menaikkan tingkat inflasi. Kok bisa?

Singkatnya harga-harga kebutuhan akan melonjak jika negara memutuskan mencetak uang dalam jumlah diluar kewajaran. Banyaknya jumlah uang yang diedarkan melebihi jumlah barang dipasaran, malah membuat nilai mata uang kurang berharga.

Ketika masyarakat memegang banyak uang, namun barang kebutuhan pokok dipasaran sedikit. Dapat Membuat harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Seperti konsep jika permintaan tinggi dan persediaan barang sedikit, akan membuat harga barang naik.

Sederhananya dengan pencetakan uang yang melebihi batas kewajaran, seperti hujan uang. Membuat orang-orang banyak pegang uang. Saya banyak uang, kamu banyak uang. Tapi barang-barang yang dijual sedikit dan otomatis harganya tinggi. Imbasnya orang-orang kalangan bawah yang menderita. Sudah pahamkan?

Jadi mencetak uang banyak-banyak gak boleh dilakukan "se enek dengkul". Mencetak uang harus disesuaikan dengan produksi barang-barang di pasar Dan pastinya sesuai aturan yang berlaku.

"Cetak uang itu it's good, karena bisa gerakin ekonomi, tapi inflasi naik, jadi itu sesuatu yang real, itu yang harus dipilih policy maker," kata Sri Mulyani pada saat memberi kuliah umum di UI Depok, Senin (28/8/2017)

Sementara memahami utang negara itu gak boleh setengah-tengah. Karena beberapa orang banyak yang komentar kalau utang negara banyak, berarti negara ini mau bangkrut dong. Bener apa bener nih?

Sebelumnya mari kita ketahui penjelasan utang negara. Utang negara bisa berupa utang pemerintah dan swasta kepada luar negeri dan dalam negeri. Biasanya negara menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang bisa dibeli oleh individu. Jadi saya, kamu dan mereka bisa juga mengutangi negara. Dan negara juga bisa berhutang pada luar negeri melalui lembaga keuangan seperti World Bank, IMF, ADB dan lainnya. Lebih jelasnya bisa lihat di diagram berikut:

Bicara soal utang gak bisa dipandang dari segi nominalnya semata. Seperti utang Indonesia yang gede sampai sekitar Rp. 3.700 T. Sebagian orang pasti langsung berpikir utang segitu sudah melewati batas kewajaran dan bikin malu martabat Indonesia yang katanya negara kaya.

Tapi sudah tahukah kamu bahwa utang negara gak sesederana itu. Utang negara bisa dipengaruhi berbagai faktor seperti inflasi, nilai kurs dan rasio utang terhadap PDB. Dan faktanya rasio utang Indonesia dari dulu hingga sekarang justru mengecil. Kenapa bisa?

Sejak jaman Orde Baru Indonesia berhutang Rp. 551,4 T dengan rasio utang 57,7 % dari PDB (pendapatan domestik bruto). Dan bahkan di tahun 1999 ketika krisis keuangan menjalar di negara-negara Asia, rasio utang Indonesia melonjak menjadi 85,4 % dengan besaran utang mencapai Rp. 938,8 T.

Dan sekarang pemerintah 2 tahun belakang menambah utang sampai berjumlah Rp. 3.700 T. Namun rasiop utang Indonesia justru mengecil. Karena pendapatan negara kini lebih besar dibanding pada tahun 1999.

Gambarannya seperti saya memiliki hutang Rp. 1 juta dan pendapatan Rp. 1 juta perbulan. Berarti rasio utang saya 100%. Sedangkan Anda berhutang Rp. 5 juta, namun penghasilan Anda Rp. 10 juta. Berarti rasio utang anda 50%. Dan walaupun utang Anda lebih besar dibanding utang saya, namun secara ekonomi Anda lebih kuat untuk membayar utang.

Jadi seperti itulah jika sebuah negara berhutang. Negara berhutang banyak diimbangi dengan PDB yang tinggi. Bagi sebuah negara berhutang juga bukan suatu yang tabu dan memalukan. Karena pertimbangan untuk berhutang agar percepatan pembangunan nasional.

Nantinya uang negara juga akan disalurkan pada bidang produktif. Untuk bangun berbagai infrastruktur yang akhirnya menambah pemasukan negara.

Bagaimanapun utang negara bukanlah perbuatan yang merendahkan martabat negara. Bahkan negara dengan ekonomi yang kuat seperti Amerika Serikat juga berhutang, bahkan dengan besaran rasio yang jauh lebih besar dibanding Indonesia.

Kesimpulannya, dalam membayar utang negara. Negara juga tidak bisa mencetak uang banyak-banyak untuk membayar hutang. Karena justru makin mempersulit keadaan.