Senin, 17 Juni 2019

Mengapa Thailand Tidak Pernah Dijajah Negara Lain?

Mengapa negara Thailand tidak pernah dijajah negara lain? Bisa dibilang, berkat orang ini:



Raja dari Kerajaan Siam (nama lama dari Thailand) bernama Somdetch Phra Paramindr Maha Chulalongkorn, yg dilantik dgn nama Rama V.

Beliau adalah raja Siam pertama yg memiliki pendidikan Barat, karena bapaknya Raja Mongkut menyewa mentor Inggris Anna Leonowens utk mendidik anak2nya dgn pendidikan Barat, termasuk Chulalongkorn. (difiksionalisasi menjadi buku, film dan teater The King and I).

Selama masa pemerintahan raja Mongkut dan Chulalongkorn, Kerajaan Siam yg tadinya adalah kuasa regional (menguasai teritori termasuk Laos, Kamboja dan sebagian Malaysia) mulai digerogoti oleh kuasa kolonial Inggris dan Prancis. Inggris mengambil Burma di utara dan Malaya di selatan, Prancis menelan Vietnam, Laos dan Kamboja di Timur. Setelah kalah perang dengan Prancis (Perang Prancis-Siam tahun 1893) Chulalongkorn tahu bahwa Siam akan habis kalau tidak mereformasi diri menjadi negara modern.

Maka raja Chulalongkorn melakukan modernisasi besar2an di Kerajaan Siam, khususnya di institusi kerajaan dan politik. Ini termasuk menentukan perbatasan secara modern. Maka Siam melakukan perjanjian perbatasan dengan Inggris dan Prancis, perjanjian yg penting utk keberlangsungan negara Thailand sekarang. (Mungkin mirip dengan reformasi Meiji di Jepang, yang membuat Jepang menjadi negara kuat di abad XX).

Sejak Chulalongkorn, semua raja2 Siam/Thailand dididik dgn pendidikan Barat. Anak Chulalongkorn namanya raja Vajiravudh (Rama VI) dididik di Inggris dan meneruskan reformasi ayahnya. Dia bahkan memberikan posisi2 penting kepada orang2 yg bukan bangsawan. Dia juga memperkenalkan kalender Gregorian, dan reformasi di lebih banyak bidang seperti cara berpakaian dan pendidikan, yg semakin memodernisasi Kerajaan Siam.

Dalam bidang internasional, Kerajaan Siam juga aktif menjaga hubungan diplomasi yg baik dgn Inggris dan Prancis, termasuk melibatkan diri dalam Perang Dunia I (mengirim tentara walau tidak terlibat dlm pertempuran). Ini berperan juga dalam menjaga supaya Inggris dan Prancis merespek Siam/Thailand sebagai negara yg setara di daerah Asia Tenggara.

Di masa Perang Dunia II pada wkt Jepang menginvasi Thailand, penguasa militer waktu itu Field Marshal Plaek Phibunsongkhram mengadakan perjanjian dgn Jepang dengan memberi akses untuk tentara Jepang, dgn demikian Jepang tidak ‘menjajah’ Thailand sebagaimana Jepang menjajah seluruh Asia Tenggara. Pada wkt Jepang kalah, Sekutu tidak memperlakukan Thailand sebagai negara musuh karena memang tidak pernah ada pernyataan perang resmi thd Thailand. Marsekal Phibun sempat diadili (karena tekanan dari Sekutu), tapi akhirnya tidak didakwa bersalah karena tekanan publik yg menganggap dia berbuat sebisanya utk keberlangsungan Thailand.

Jadi kesimpulannya, Siam/Thailand tidak pernah dijajah karena:
  1. Modernisasi di segala bidang, membuat mereka direspek oleh negara2 penjajah.
  2. Diplomasi.
Thailand adalah negara yg dalam sejarah dikepung kuasa2 kolonial. Ini membuat penguasa2 Thailand hrs mencari cara yg paling cerdik utk bisa bertahan dalam dunia geopolitik yg kejam. Termasuk menjadi buffer antara negara2 penjajah kalau perlu.

Sumber: id.quora.coml

Senin, 20 Mei 2019

Mengapa Bendera Nepal Segitiga? Gak Persegi Seperti Umumnya


Persegi panjang adalah bentuk umum bendera dari semua negara di seluruh penjuru dunia.
Namun akan segera Anda sadari, bahwa ada satu bendera yang memiliki bentuk berbeda.
Bukan persegi panjang, benderanegara Nepal berbentuk tumpukan dari dua segitiga.
Bendera Nepal memiliki warna dasar merah dengan tepian biru.
Nah, bentuk yang unik tersebut ternyata menyimpan beberapa fakta dibaliknya.
Dilansir dari pri.org, Graham Bartram, seorang ahli vexilologi (ilmu yang mempelajari bendera) mengatakan bahwa segitiga memang bentuk asli negara-negara Asia Selatan.
Namun, Nepal menjadi satu-satunya negara yang memakai bentuk ini karena negara yang lain telah menyesuaikan dengan standar Eropa (dan seluruh dunia).
"Eropa memilih persegi panjang sebagai bentuk bendera dan mulai menjajah ke berbagai tempat. Mereka datang dengan bendera nasional sebelum kawasan lain memilikinya," ucap Bartram.
Semua negara, terkhusus di Asia Selatan berpikir bahwa untuk meiliki bendera nasional, mengenai bentuk haruslah persegi panjang.
Namun, tidak bagi Nepal, mereka teguh memilih mempertahankan bentuk tradisional segitiga seperti itu.
Bendera segitiga adalah budaya normal di Asia selatan, layaknya bendera Hindu dan Khanda, lambang Sikh (kepercayaan di kawasan Punjab).
Bendera Nepal sebagai sebuah simbol juga memiliki arti khusus.
Warna merah melambangkan kemenangan dan keberanian yang diadopsi dari warna bunga nasional Nepal, rhododendron.
Sedangkan tepian warna biru melambangkan kedamaian.
Sedangkan dua buah segitiga memiliki banyak teori, ada yang mengatakan sebagai lambang pegunungan himalaya.
Namun ada juga yang mengatakan sebagai lambang dua agama resmi: Buddha dan Hindu.
Bahkan dapat dilambangkan suntuk dua keluarga yang memerintah Nepal, yakni Shahs dan Ranas.
Dahulu lambang bulan dan matahari pada bendera Nepal memiliki wajah, namun dihilangkan untuk memberi sedikit kesan modern. 
Bendera Nepal ini mulai resmi dipakai pada tanggal 16 Desember 1962, yaitu setelah Prithvi Narayan Shah menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di Nepal.

Selasa, 14 Mei 2019

Mengapa Manusia Perlu Aturan? Bukannya Lebih Enak Hidup Bebas Aja

Manusia - hipwee


Manusia perlu aturan agar tidak terdapat pertentangan (konflik) dalam interaksi antar sesama manusia di lingkungan masyarakat. Mengapa demikian?

Di tengah lingkungan masyarakat terdapat banyak aturan. Aturan ini dapat berupa aturan tak tertulis seperti norma dan etika, atau aturan terlusi seperti hukum dan undang-undang.


Aturan pada dasarnya dibentuk agar manusia dapat menjalankan haknya, tanpa mengurangi atau melanggar hak orang lain. Seperti yang disebutkan Thomas Hobbes dalam karyanya “De Cive”, bahwa "Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya". Maksudnya manusia akan saling menyakiti satu sama lain, karena keinginan manusia untuk mendapatkan haknya dan memenuhi kebutuhannya akan mendorong untuk melanggar hak orang lain, bila tidak ada aturan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik. Karena itulah manusia memerlukan aturan agar dapat menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut.


Contohnya adalah saat kita berkendara di jalan. Pengendara kendaraan bermotor memiliki hak untuk melintas, sementara pejalan kaki memiliki hak untuk menyeberang. Tanpa aturan, maka akan terjadi kecelakaan saat keduanya berebut menggunakan jalan. Karena itu diperlukan aturan lalu lintas di jalan, seperti aturan zebra cross dan lampu merah, agar terjadi ketertiban dan mencegah terjadinya konflik.

Sumber: brainly.co

Kamis, 28 Maret 2019

Mengapa Bendera Indonesia dan Singapura Hampir Sama?

Assalamualaikum... Pernahkah kamu ke Singapura? Ya minimal pernah mendengar ya negara Singapura, karena negara tersebut merupakan tetangga Indonesia.

Melihat bendera kedua negara ini, kok rasanya mirip-mirip ya. Cuma bedanya, bendera Singapura ada bulan sabit dan 5 bintang dibagian merahnya. Tapi secara warna, tidak jauh berbeda. Merah dan putih.

Sebelumnya saya temukan artikel berita dari Tribunnews yang menyebutkan bendera Singapura mirip dengan Indonesia disebabkan karena ada andil Indonesia dibaliknya. Namun terus terang saya gak yakin dengan informasi tersebut, karena referensi terkait hal ini masih minim.

Bendera Singapura adalah bendera negara Singapura. Bendera ini diperkenalkan pada 3 Desember 1959 sewaktu pelantikan Yang di-Pertuan Negara yang pertama, Encik Yusof bin Ishak. Diciptakan oleh sebuah komite yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri pada masa itu, Dr. Toh Chin Chye. Bendera ini menggantikan bendera Union Jack yang telah berkibar di Singapura selama 140 tahun (1819-1959) dan hingga kini digunakan sejak Singapura merdeka dari Malaysia pada 9 Agustus 1965.

Kemiripan Bendera Singapura dan bendera Indonesia dapat dilihat dari warna yang sama. Meski warnanya sama. Namun terkait makna bendera, Indonesia dan Singapura berbeda. Bila Indonesia memaknai Sang Saka Merah Putih, merah berarti berani dan putih artinya suci.

Sementara Singapura, memaknai benderanya secara beda. Warna merah bermakna persaudaraan dan kesamaan segala manusia. Putih melambangkan kesucian dan kebaikan. Bulan sabit melambangkan sebuah negara muda yang sedang maju. Kelima bintang melambangkan lima prinsip yang dipegang oleh Singapura: demokrasi, keamanan, kemajuan, keadilan dan kesaksamaan.

Singapura juga memaknai bendera mereka secara Islam. Mengingat ide mayoritas pembuatan bendera tersebut berasal dari masyarakat Melayu di Singapura yang mayoritas bergama Islam. Yakni, bulan sabit yang melambangkan kejayaan Islam. Dan 5 bintang melambangkan 5 rukun Islam yang dijunjung tinggi.

Jadi seperti itu, penjelasan dibalik bendera Singapura. Warna boleh sama. Namun Indonesia dan Singapura memiliki pemaknaan masing-masing terkait bendera.
Bendera Majapahit dan Indonesia
Sebenarnya kita gak perlu terlalu heran bila bendera Indonesia dan Singapura, bahkan Malaysia bercorak hampir sama dengan warna merah putihnya. Hal ini tak terlepas dari sejarah Majapahit yang memang sudah terkenal dengan "Umbul-umbul" atau panji-panji Majapahit yang berwarna merah putih. Kerajaan Kediri juga akrab dengan dwi warna tersebut. Bahkan bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak juga menggunakan merah putih sebagai warnanya.

Juga ada pendapat bila merah putih sudah melekat pada masyarakat Melayu. Lebih luasnya pada ras Austronesia. Suatu rumpun yang sangat besar yang mendiami Madagaskar, Taiwan hingga Hawaii. Termasuk didalamnya suku Melayu.
Bagi bangsa Austronesia, merah dan putih melambangkan merah (tanah) dan putih (langit). Terkait dengan Bunda Bumi dan Bapak Langit menurut mitologi bangsa Austronesia.

Jadi seperti itulah bila menarik jauh kebelakang terkait asal usul bendera merah putih yang sudah melekat khususnya dikawasan Asia Tenggara. Maka bisa dikatakan, tidak ada yang menjiplak atau dijiplak.

Sumber:
Wikipedia
Tribunnews

Selasa, 02 Oktober 2018

Mengapa di Indonesia Sering Terjadi Bencana Alam?

Sejumlah anak bernyanyi bersama dengan relawan di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

Beberapa orang mungkin, termasuk saya sering bertanya-tanya. Mengapa wilayah Indonesia sering dilanda bencana? Apa karena perubahan iklim atau imbas perilaku rakyatnya sehingga di jatuhi azab.

Oke, untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada baiknya kita perlu mengenal negeri ini lebih dekat. Kita sadari negeri ini rawan bencana. Karena apa?

  • Posisi geografis Indonesia yang di apit oleh dua samudera besar dunia (samudra Hindia dan samudra Pasifik).
  • Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik).
  • Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.

Bukannya ingin menakut-nakuti. Sebab mengetahui kenyataan memang lebih baik. Untuk lebih menyesuaikan diri, peduli dan siaga menghadapi bencana.

Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik yang memanjang dari pulau Sumatera - Jawa - Nusa tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian di dominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Apa karena berada di titik pertemuan lempeng tektonik, sebab Indonesia menjadi rawan bencana alam?



  • Secara faktor alam, ya. Berada di titik pertemuan lempeng-lempeng tektonik itu membuat wilayah Indonesia berada dijalur gempa.

Negeri kita ini juga memiliki banyak gunung berapi. Jumlahnya sekitar 140 gunung yang aktif. Iklim kita yang tropis juga menyebabkan banyak tanah yang tidak stabil. Banyak tanah yang rusak. Iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi memudahkan terjadi pelapukan. Bencana alam seperti longsor, misalnya, itu karena curah hujan di yang dsini cukup tinggi.

Sementara dampak bencana alam tidak hanya karena faktor alam, yaitu faktor non alam. Bencana alam menjadi lebih menakutkan jika terjadi di wilayah padat penduduk dan dipenuhi gedung-gedung bertingkat.

Seperti kita tahu, jika terjadi gempa. Ancaman yang paling mematikan ialah reruntuan gedung atau bangunan yang kita buat sendiri.

Wilayah mana di Indonesia yang paling rawan bencana?

Peta daerah rawan gempa di Indonesia - pemburuombak.com

Untuk menentukan wilayah mana di Indonesia yang paling  rawan terkena bencana alam, perlu dilihat dari berbagai fakto. Seperti faktor alam, non-alam dan lainnya.

Seperti di wilayah timur, potensi disana lebih banyak. Namun resikonya tidak terlalu besar karena populasi disana tidak terlali banyak. Berbeda dengan Sumatera dan Jawa yang lebih padat penduduk.

Secara alam, Sumatera lebih rawan daripada Jawa. Namun secara populasi, Jawa lebih beresiko. Bali juga beresiko karena rawan gempa dan padat penduduk.

Sementara di Kalimantan seperti Kalimantan Barat dan Tengah, disana relatif bebas gempa. Gempa dan tsunami atau secara umum bencana alam tidak dapat diprediksi secara pastim maka itu untuk menentukkan daerah mana yang paling rawan, perlu perhitungan lebih akurat demi melakukan pencegahan.


Apa wilayah Indonesia sudah menjadi langganan bencana sejak jaman dulu?

Informasi terkait hal ini masih minim. Belum ada yang bisa memastikan apakah rentetan bencan alam saat sekarang lebih dahsyat dibanding Indonesia dimasa lampau.

Kemungkinan sebelum tahun 1900 itu lebih hebat. Sebab dalam satu periode, sebelum tahun 1800 misalnya, terjadi begitu banyak bencana. Krakatau tahun 1883, Tambora 1815, Tsunami di Bali 1800-an di mana mengakibatkan 15 ribu orang hilang. Tahun 1859 sekitar 3000 korban di Maluku. Dan juga ada gempa besar yang terjadi pada tahun 1797, 1861,1833, yang skalanya di atas 8,5 SR. 

Mengapa ada wilayah yang rawan gempa dan tidak rawan gempa? Apa gempa bisa diprediksi?

Sebenarnya untuk memprediksi pasti kapan terjadinya gempa, untuk saat ini belum bisa. Namun untuk mengetahui daerah rawan gempa bisa dilakukan, dengan mempelajari pergerakan alam sejak dulu. Seperti halnya diwilayah pantai Barat Sumatera.

Ini karena siklus alam. Alam itu bergerak begitu-begitu saja. Sejak ratusan tahun bahkan jutaan tahun lampau. Dia hanya bergerak 5 cm per tahun, kemudian menabrak. Siklusnya ada tiga; ditekan, dikumpulkan, dilepas. Selalu begitu dari dahulu kala. Nah, kebetulan pada dekade generasi kita ini, kabagian pada fase pelepasan sehingga banyak sekali gempa. Nantinya, setelah magma itu lepas, ya aman lagi. Lalu memasuki proses penekanan lagi, dan pengumpulan dan begitu seterusnya.

Lantas apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi bencana alam?

Bencana alam memang tidak terlepas dari soal hidup, mati dan kehilangan. Namun saya pikir manusia memiliki kemampuan untuk meminimalisir dampak bencana alam.

Banyak yang bisa kita lakukan untuk menghadapi bencana alam. Pertama kita perlu lebih mengenal alam itu sendiri. Potensi apa yang ditimbulkan dari bencana alam. Seberapa bahaya dampaknya.

Mempelajari bencana alam, mulai dari literasi, pencegahan, tanggap darurat sampai proses normalisasi pasca bencana.

Terkait fakta Indonesia termasuk ke dalam wilayah rawan bencana. Bukan berarti itu "kiamat". Kenyataannya Indonesia tidak sendiri sebagai negara rawan bencana. Secara relatif, setiap jengkal tanah dimuka Bumi ini bisa saja kapanpun tertimpa bencana. Tidak ada yang boleh merasa terlalu aman di dunia.

Mencontoh Jepang

Kita bisa contoh sikap optimis menghadapi bencana dari negara Jepang, sesama negara Asia dan maritim seperti negara kita. Di Jepang tak kalah dahsyat bencana alamnya.

Begitu seringnya terjadi bencana alam seperti gempa. Mau tidak mau, Jepang harus "berteman" dengan bencana. Karena kekuatan alam yang begitu kuat, tidak bisa dilawan dengan "perang terbuka".

Telah banyak upaya yang dilakukan otoritas Jepang untuk mengatas bencana alam di negerinya. Mayoritas orang Jepang juga sudah sadar dengan bencana di negaranya. Bangunan di Jepang sudah dirancang anti gempa. Mereka juga telah membuat bendungan raksasa untuk menangkal tsunami.

Namun kenyataannya, semua itu belum cukup. Terbukti Jepang masih "kecolongan" dengan gempa dan tsunami. Sebelumnya Jepang telah membuat dinding pemecah gelombang setinggi 4 meter.

Namun dinding tersebut tidak bisa berbuat banyak ketika Tsunami Tohoku 2011 datang setinggi 10 meter. Kini Jepang telah membuat dinding pelindung setinggi 12,5 meter sebagai gantinya.

Secara infrastruktur, Jepang terkenal perkasa ketika mengatasi bencana alam. Bahkan untuk jalan aspal yang hancur akibat gempa, bisa mulus dalam tempo 6 hari saja.

Perbaikan jalan pasca gempa di Jepang, selesai dalam waktu 6 hari - AP

Terdengar seperti sulap, namun percayalah ini tidak ada campuran magis. Gempa telah membuat jalan di salah satu kawasan Jepang rusak parah pada 11 Maret 2011.

Kecepatan mengagumkan dari proses rekonstruksi pasca-bencana di Jepang memperlihatkan kemampuan negara itu untuk memulihkan diri. Pekerjaan perbaikan jalan itu dimulai 17 Maret, dan enam hari kemudian, kawah di Great Kanto Highway di Naka itu sudah seperti baru lagi. Dailymail, Kamis (24/3/2011), melaporkan, jalur itu telah siap dibuka kembali tadi malam.

Badai di Amerika

Begitupun dengan negeri Paman Sam. Meski bukan negara kepulauan seperti Indonesia dan Jepang, Amerika Serikat (AS) juga memiliki ancaman bencana alam yang tak kalah menyeramkan. Badai.

Ya, rangkaian badai rutin menghampiri beberapa negara bagian AS. Bahkan bisa lebih 21 jenis badai menerjang kawasan AS.

Disini saya tidak menyoroti bagaimana managemen krisis AS menangulangi benca badai atau angin topan tersebut. Justru saya tertarik membahas penamaan badai di AS tersebut.

Bertolak belakang dengan badai yang menakutkan. Pemberian nama badai-badai tersebut terkesan familiar dan jauh dari nuansa menakutkan.

Jika diperhatikan, nama-nama badai yang ada selalu mengikuti abjad. Contohnya adalah urutan dari badai besar yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini. Ada Harvey di Texas, kemudian diikuti oleh badai Irma yang menerjang Florida. Selanjutnya ada Jose, Katia, Lee, dan Maria. Jadi bisa dikatakan, ketika ada badai pertama yang menyerang di suatu tahun, namanya akan dimulai dengan huruf A. Tapi nama dengan Huruf  Q, U, X, Y dan Z tidak masuk daftar. Jika badai yang terjadi melebihi jumlah nama yang ada, maka akan dilanjutkan dengan alfabet Yunani seperti Alfa dan Beta.

Selain pemberian nama badai yang tidak menakutkan. Fenomena badai di Amerika juga menjadi objek wisata. Wow..

Pria mengejar badai tornado - dnaindia.com

Memang kesannya seperti mempermainkan badai. Namun seperti inilah barangkali salah satu bentuk penyesuaian manusia terhadap bencana.

Ketika daerah tempat tinggal kita rawan bencan. Maka tidak ada cara lain selain untuk menghadapi bencana alam dengan berbagai cara.

Kecuali kalau kita keluar dari daerah tersebut. Dan sialnya, sejauh manapun kita berpindah. Bencana Alam tetap berpotensi mengacam setiap jengkal tanah di Bumi. Apalagi kalau kita tidak ramah lingkungan. Bisa saja bencana yang datang jauh lebih mengerikan.

Sumber:
pemburuombak.com
travel.tribunnews.com
jambi.tibunnews.com
idn.times.com

Kamis, 25 Januari 2018

Mengapa Nama Orang Islandia Kok Mirip-mirip?


Tim peserta piala dunia 2018, yaitu Islandia telah usai melakoni dua laga melawan Indonesia Selection dan Timnas Indonesia. Dan yang paling menarik perhatian ialah laga Timnas Indonesia asuhan Luis Milla melawan Islandia di GBK. Tentunya euforia wajah baru Gelora Bung Karno menambah motivasi tim Garuda. Meski hasil tidak setimpal dengan penampilan ciamik Evan Dimas dkk.

Setelah pertandingan persahabatan negara beda benua tersebut, kini menyisahkan cerita menarik setelahnya. Bukan soal kemegahan GBK, atau ulah nakal penonton di GBK. Namun cerita menarik dari Timnas Islandia. Bagi pecinta bola kelas addict, mungkin sudah tahu keunikan dari para pemain Islandia. Buat lainnya yang belum mengenal Islandia, mungkin bertanya-tanya melihat pemain Islandia kok namannya mirip-mirip gitu. Selalu aja nama mereka berakhiran -son. Why?

Susanan nama demikian tentu juga berlaku bagi hampir seluruh warga Islandia, meski gak semuanya ding. Kalau selama ini kita tahu nama orang Eropa terutama yang dari Skandinavia, nama belakang mereka mirip nama orang tua. Namun berbeda dengan orang Islandia yang menggunakan nama orang tua sebagai nama belakangnya ditambah -son (untuk anak laki-laki) dan dottir (untuk anak perempuan).

Sebagai contoh; pemain Islandia yang kini memperkuat Swansea, Gylfi Sigurdsson, nama depannya adalah Gylfi, sedangkan nama Sigurdsson berasal dari ayahnya yang bernama Sigurdur Adalsteinsson. Atau Perdana Menteri Islandia saat ini, Jóhanna Sigurðardóttir, yang memiliki nama depan Jóhanna, dan nama ayah Sigurdur.

Sederhananya mungkin bisa dibandingkan dengan penyematan nama bin dan binti, yang tentu masyarakat Indonesia sudah paham. Misalnya fulan (nama anak laki) bin fulan (nama bapak), begitupun sama dengan anak perempuan yang memakai kata binti.

Dengan kata lain, nama orang Islandia tidak menggunakan nama keluarga. Tidak seperti nama keluarga di Inggris seperti Smith, Jones, Williams dll. Sementara di Indonesia tidak populer penggunaan nama keluarga.

Kembali ke Islandia, kebiasaan penggunaan nama bapak sebagai nama belakang ini juga terkadang mengalami perubahan. Seiring perubahan jaman, kebebasan memilih dan kesetaraam genre. Penggunaan nama Ibu juga bisa digunakan sebagai nama belakang, bukan hanya nama bapak. Contohnya adalah eks pemain Fulham, Heiðar Helguson, yang memiliki nama ibu Helga.

Dan tidak menutup kemungkinan, nama belakang orang Islandia bisa sama dengan nama orang tuannya. Dan ini bukan hal aneh jika seorang anak mewarisi nama orang tuannya. Contoh paling baru adalah anak bintang sepakbola Islandia Eiður Smári Guðjohnsen yang memiliki nama Sveinn Aron Guðjohnsen. Perlu diingat, ayah Eiður bernama Arnor Guðjohnsen. Biasanya hal tersebut diwajarkan karena orang tua yang bersangkutan hidup di luar Islandia.

Sangking membingungkannya pengaturan nama di Islandia, sampai-sampai ada badan khusus yang mengurusi nama di negara tersebut, yakni komite nama pribadi (yang di Islandia disebut dengan Mannanafnanefnd).

Sesuai namanya, komite ini memang ditugasi untuk mengurusi nama seluruh warga Islandia. Kebayang gak sih kalau ada komite serula di Indonesia??

Salah satu hal yang besar yang pernah dibuat komite ini adalah soal pengadopsian nama keluarga, yang kini sudah dilarang kecuali yang akan diberi nama memiliki hak untuk diberi nama keluarga berdasarkan warisan.

Warga Islandia juga gak boleh sembarangan menentukan namanya sendiri. Ada kalanya nama yang diajukan di setujui ataupun gak disetujui. Di antaranya adalah memiliki huruf dalam alfabet Islandia hingga dilarang menggunakan kata yang tidak sesuai dengan struktur bahasa Islandia.

Sebagai contoh, nama “Pedro” jelas bakal ditolak karena tidak ada huruf “o” dalam bahasa Islandia. Selain itu, nama “Carolina” juga jelas tidak akan diterima karena tidak ada huruf “c” dalam alfabet Islandia. Nama tersebut bakal diterima jika menggantinya dengan “Karólína”.

memang peraturan soal nama ini terdengar begitu "njlimet". Namun bukan berarti pemerintah disana bermaksud dengan sengaja menyulitkan masyarakatnya. Tujuan dari ketatnya pemberian nama warga Islandia ini adalah untuk membuat agar budaya lokal Islandia – dalam hal bahasa - tetap terjaga. Selain itu, dengan adanya peraturan ini diharapkan agar perbendaharaan bahasa Islandia tidak tercampur dengan bahasa negara Eropa lainnya. Sebab bagi warga Islandia, bahasa adalah elemen dasar dari suatu identitas negara.

Bagaimana guys? Patut dicontohkah cara Islandia ini menjaga budaya dalam hal ini berupa bahasa..